Bisnis.com, JAKARTA - Fujitsu Indonesia memacu bisnis dari segmen perbankan melalui solusi standardisasi format laporan keuangan eXtensible Business Reporting Languange (XBRL).
Selain menyasar sejumlah bank besar Fujitsu juga membidik sejumlah bank daerah melalui solusi XWand untuk keperluan XBML tersebut. Saat ini mereka telah memiliki 4 pelanggan bank besar terdiri dari satu bank asing dan tiga bank swasta.
Mulia Dewi Karnadi, Country Head Infrastructure Solutions and Services Fujitsu Indonesia, mengatakan kewajiban implementasi XBRL bagi kalangan perbankan diharapkan menjadi salah satu pendorong adopsi solusi mereka.
“Alokasi anggaran dari sektor perbankan untuk implementasi XBML akan lebih banyak. Kami sudah berdiskusi dengan Asosiasi Bank Daerah karena ini level implementasinya sampai di tingkat daerah,” ujarnya hari ini, Selasa (24/9/2013).
Dia menyebutkan kendala terbesar yang kerap dihadapi perbankan untuk mengimplementasikan XBRL yang sudah mencuat sejak 2010 lalu bukanlah dari sektor teknologi melainkan bisnis proses yang berbeda pada masing-masing bank. Kondisi itu memicu model implementasi yang berbeda di masing-masing bank.
“Seperti umumnya kalau ada peraturan baru biasanya yang menjadi pertimbangan utama adalah biaya dan lama implementasi,” katanya.
Mulia menambahkan berdasar perkiraan lembaga IDC tahun ini belanja sektor teknologi informasi (TI) di Indonesia bakal mencapai US$15 miliar secara keseluruhan. Khusus untuk enterprise nilainya diperkirakan mencapai US$8 juta sedangkan sisanya belanja TI home dan consumer. Industri telekomunikasi dan finansial, katanya, bakal mendominasi belanja tersebut.
Dia mengatakan belanja TI di sektor perbankan tahun ini hampir mencapai 20% dari total belanja di segmen enterprise.
“Beberapa kalangan pesimistis belanja TI tahun ini tidak sebagus sebelumnya, tapi kami yakin belanja solusi semacam ini masih tumbuh karena perbankan harus comply pada aturan,” kata Mulia.