Bisnis.com, JAKARTA—Pasar Asia bisa menjadi target utama layanan iklan yang menggunakan media perangkat mobile (mobile advertising) asalkan pengiklan memberikan konten yang menarik dan tidak mengganggu kenyamanan pengguna.
Direktur Nielsen Telecom dan Technology Practice untuk Asia Tenggara, Asia Utara dan Pasifik Sagar Phadke mengatakan pemilik smartphone di pasar Asia Pasifik relatif lebih mudah menerima mobile advertising.
“Mobile advertising masih sangat baru, banyak agensi dan pengiklan masih bereksperimen dengan berbagai format iklan. Iklan yang menyediakan akses untuk konten gratis dan tidak mengganggu adalah yang paling dapat diterima oleh konsumen,” kata Phakde dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Sabtu (21/9/2013).
Laporan Nielsen, Decoding the Asian Mobile Consumer, mengungkapkan sembilan dari 10 (90%) pemilik smartphone di China meng-klik mobile advertisement dalam satu bulan bulan belakangan, demikian juga dengan 87% pemilik smartphone di India, dan 78% di Jepang dan Hong Kong.
Pemilik smartphone di Thailand dan Indonesia menunjukkan resistensi tertinggi terhadap mobile advertising – hanya 53% di Thailand dan 56% di Indonesia yang meng-klik mobile advertisement dalam satu bulan terakhir.
Dia menambahkan pengiklan yang ingin memanfaatkan mobile untuk menyampaikan pesan iklan perlu fokus untuk memberikan pengalaman yang menyenangkan, dan pada saat yang sama tidak tidak mengganggu waktu dan aktvfitas mobile pemilik smartphone.
“Memahami faktor-faktor yang mendorong dan memotivasi perilaku konsumen mobile dan mengembangkan strategi mobile yang sesuai dengan faktor tersebut sangat penting untuk meraih sukses,” simpul Phadke. (ltc)