Bisnis.com, JAKARTA — Operator telekomunikasi PT XL Axiata Tbk (XL) menargetkan dapat meraih pendapatan hingga Rp500 miliar dari layanan VAS (value added service) tahun ini. Salah satu produk yang tengah digenjot untuk memacu VAS adalah ring back tone (RBT).
“Sebelum ada Black October [kasus unreg massal pada 2011) pendapatan dari VAS mencapai Rp800 miliar. Tapi sekarang tren sudah mulai positif,” ujar Chief of Digital Services XL Dian Siswarini di Jakarta, Rabu (17/7/2013).
Dia menyebutkan jumlah pengguna layanan RBT XL saat ini sudah mencapai 60% dibanding sebelum kasus Black October. XL mengklaim saat ini jumlah pelanggan RBT mereka mencapai 6,5 juta. Pendapatan VAS yang sudah didapat XL, kata dia, saat ini sudah sekitar Rp250 miliar.
Dia meyakini layanan VAS akan menjadi sumber pendapatan terbesar bagi operator di masa mendatang. Menurut dia average revenue per user (ARPU) dari pengguna VAS rata-rata tercatat dua kali lebih besar dibanding pengguna umum yang hanya memanfaatkan layanan suara dan SMS saja.
Dian mengatakan ke depan pihaknya akan menggandeng lebih banyak mitra untuk memacu pertumbuhan layanan VAS. Salah satu yang sudah terealisasi adalah kerja sama dengan PT Trans Retail Indonesia (Carrefour) untuk penjualan RBT yang diresmikan Rabu lalu.
Konten RBT XL kini dapat dibeli di seluruh gerai Carrefour dengan harga mulai dari Rp500 hingga Rp6.000. Periode berlangganan yang tersedia adalah 2, 4, 7, 30 dan 60 hari.
Social gaming menjadi layanan VAS paling banyak digunakan pengguna XL dengan porsi 40% dari pendapatan VAS perusahaan. “Dahulu VAS paling banyak RBT pernah sampai 50%. Sekarang baru 30% dari RBT tapi tren naik terus.”
Hal senada disampaikan General Manager Content & Application XL Revie Sylviana. Dia mengatakan selama ini pertumbuhan pelanggan RBT cukup baik. Pihaknya menargetkan dapat meraih sebanyak 100.000 pelanggan dalam 3 bulan pertama kerja sama penjualan RBT dengan Carrefour.
Menurut dia saat ini XL memiliki 100 mitra penyedia RBT. Pihaknya juga telah bekerja sama dengan berbagai label rekaman. “Jumlah konten akan diperbanyak untuk meningkatkan ARPU RBT. Saat ini sekitar Rp3.500 per bulan. Jumlah lagu yang ada sekitar 65.000-an,” kata dia.
Dia menegaskan pihaknya masih dalam tahap mengedukasi pelanggan untuk kembali menggunakan RBT. Tak heran jumlah pengguna yang ditargetkan pun tidak begitu besar. Meski begitu dia meyakini saat ini program RBT sudah lebih transaparan karena tarif dan masa berlangganan semakin jelas. Dia mengaku XL juga terus menjalin komunikasi dengan Badan Regulasi Telekomunikasi Idonesia (BRTI) terkait penyediaan layanan RBT.
Revie mengatakan penjualan RBT dilakukan melalui channel UMB (universal menu browser), SMS, WAP, web, IVR, DTMF (copy RBT), Dompul dan RBT Agent. Penjualan dengan metode UMB, kata dia, masih mendominasi dengan porsi 50%.
“Kalau dari outlet ritel baru sekitar 15%, sisanya dari program dan starterpack. Kalau RBT sudah benar-benar kembali dalam proses yang lebih baik saya kira penjualan akan lebih baik lagi,” ujar dia.