LOMBA SAINS KALBE: Siswa Kelas 4-6 SD Boleh Ikuti KJSA 2013

Bambang Supriyanto
Selasa, 9 April 2013 | 20:56 WIB
Bagikan

BISNIS.COM,JAKARTA -- PT Kalbe Farma Tbk, perusahaan yang bergerak dibidang farmasi, kembali menggelar Kalbe Junior Scientist Award (KJSA) 2013, ajang lomba karya sains tingkat sekolah dasar untuk yang ketiga kalinya.

"Peraturan lomba tidak banyak berubah dibanding tahun-tahun sebelumnya kegiatan dapat diikuti siswa SD kelas 4 sampai 6 saat mendaftar," kata Andreas S. Santoso, Ketua Harian Kalbe Science 2013 saat pelaksanaan sosialisasi kegiatan, Selasa (9/4).

Peserta bisa perorangan maupun kelompok maksimal dua orang dengan seorang pendamping bisa guru atau orang tua siswa yang didaftarkan paling lambat tanggal 22 Juni 2013, sedangkan formulir pendaftaran dapat diunduh melalui www.kalbescienceawards.com.

Andreas mengatakan, team juri akan memilih 18 karya terbaik serta mereka akan diundang ke Jakarta untuk mempresentasikannya pada tanggal 26 - 29 Agustus 2013, kemudian dari karya itu akan dipilih sembilan terbaik untuk diikutsertakan pada kegiatan Kalbe Junior Science Fair pada 20 - 22 September 2013.

"Sembilan pemenang terbaik masing-masing akan mendapatkan tabungan pendidikan Rp10 juta dan bantuan sekolah senilai Rp10 juta, kemudian untuk karya pemenang paling favorit akan mendapatkan tambahan tabungan pendidikan Rp5 juta," kata Andreas.

Andreas mengatakan, karya sains yang boleh didaftarkan meliputi ilmu pengetahuan alam terpadu, teknologi terapan, dan matematika.

Tim juri meliputi L.T Handoko (LIPI), Yohanes Surya (Yayasan Surya Institute), Puspita Lisdiyanti (LIPI), Karnadi (Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta), dan Mayke S. Tedjasaputra (Psikolog UI).

Boenjamin Setiawan, selaku pendiri Kalbe Group yang hadir pada kegiatan tersebut, mengatakan kegiatan KJSA bertujuan untuk memupuk kecintaan terhadap dibidang sains sejak masih kanak-kanak.

Sehingga dia sangat menyayangkan apabila pemerintah sampai mengurangi kurikulum pendidikan dibidang pengetahuan kehidupan (life science) karena itu merupakan kemunduran dibidang pendidikan, kata Boenjamin.

Boenjamin mengatakan Kalbe saat ini justru tengah mengembangkan sel punca (stem cell) yang sebenarnya merupakan bagian dari life science.

"Sel punca itu dapat dimanfaatkan untuk meregenerasi sel dan jaringan yang rusak yang pada akhirnya dapat memperpanjang usia manusia," jelas dia.

Boenjamin berharap ke depannya biaya riset Indonesia dapat terus ditingkatkan dari kondisi saat ini yang hanya 0,3% sampai 0,4% dalam upaya pengembangan sains agar tidak tertinggal dengan negara lain.

"Saat ini negara seperti Amerika Serikat, China, Jepang, Jerman, Korea, Inggris, Perancis, India mengalokasikan dana tidak sedikit untuk pengembangan riset dan sains," ujar Andreas.

Dalam kegiatan sosialisasi KJSA 2013 yang diikuti sejumlah guru sekolah dasar di Jakarta tersebut juga menghadirkan dua pakar pendidikan Prof. Dr. Iwan Pranoto Guru Besar Ilmu Matematika Universitas Teknologi Bandung (ITB) dan Dr. Karnadi, M.Si dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta yang membahas mengenai kurikulum dibidang sains.

Keduanya sepakat kalau kurikulum pendidikan dibidang sains dan matematika perlu dilakukan perubahan untuk mengantisipasi perkembangan teknologi yang begitu cepat.

Iwan mengatakan, perlunya menggunakan nalar dalam mempelajari matematika dan sains tidak sekedar mengetahui cara menghitung rumus.

"Saat ini guru-guru diharuskan untuk mengajar sesuai kurikulum tetapi banyak siswa yang tidak mengerti maknanya karena siswa tidak diberikan kesempatan bertanya manfaat dari pelajaran tersebut," ungkap Iwan.

Iwan mengatakan kurikulum saat ini hanya mengesahkan pelajaran matematika dan sains yang semu dalam arti diterima apa adanya tanpa bisa dipertentangkan lagi, padahal seharusnya ada ruang untuk lebih mengembangkan kemampuan anak didik.

"Selama ini siswa belajar di sekolah agar bisa lulus dalam ujian, tetapi mereka tidak memahami manfaat dari ilmu yang telah didapat," tegas Iwan.

Hal senada juga dikemukakan Karnadi yang mengatakan untuk menyampaikan rumus matematika lebih mudah ketimbang menyampaikan dalam bentuk soal cerita.

Dia mengatakan kurikulum pendidikan bukan sekedar menghapal dan mengingat namun harus memberikan peluang untuk mengembangkan kecerdasan.

Iwan menambahkan terkait dengan perubahan kurikulum sains dan matematika tersebut, dirinya telah menyampaikan sejumlah pemikiran kepada Menteri Pendidikan dan kebudayaan sebagai masukan. (Antara)(Foto:indonesiamengajar.org)

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Sumber : Newswire
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper