APLIKASI GAME: Pasar Nasional masih Awam, Order Asing lebih Diminati

Yoseph Pencawan
Selasa, 9 April 2013 | 21:10 WIB
Bagikan

BISNIS.COM, BANDUNG--Pasar game Indonesia menujukkan permintaan yang cukup tinggi sehingga membuat para developer game harus cerdas menangkap peluang bisnis tersebut.

Adam Ardisasmita, CEO Arsanesia, sebuah pengembang game dari Bandung, mengungkapkan perusahaannya terus menerus menerima permintaan dari pasar lokal meskipun permintaan dari luar negeri tidak kalah tinggi.

Hingga saat ini, Arsanesia bekerja sama dengan satu perusahaan lokal dan dua perusahaan di luar negeri untuk menggarap proyek-proyek aplikasi game.

“Apabila dilihat dari jumlah kuantitas permintaan aplikasinya memang sedikit lebih tinggi dari perusahan lokal karena memang pasar game Indonesia sedang tinggi seiring permintaan pengguna,” ujarnya, Selasa (9/3/2013).

Meskipun demikian, hingga saat ini Arsanesia lebih cenderung menerima order dari luar negeri dibandingkan dengan permintaan lokal.

Berbagai order datang dari negara lain seperti Jepang, Singapura dan negara lainnya terkadang masuk pada Arsanesia.

Sedangkan permintaan dari dalam negeri, katanya, pasar kadang masih kurang dapat menghargai proses produksi teknologi informasi yang membutuhkan kerja intelektual tinggi.

“Sejauh ini pasar di dalam negeri masih belum mengerti tentang game yang bagus dan menarik, baik dari segi perancangan maupun harga.”

Meskipun demikian, Arsanesia berkomitmen untuk terus mendorong pasar dalam negeri agar ke depan lebih menghargai produk game dalam negeri.

Adam mengemukakan harga yang dibanderol untuk sebuah game baik bagi untuk pasar lokal dan luar negeri juga tidak terlalu jauh.

Perusahaannya mematok harga setiap proyek aplikasi game dihitung berdasarkan pada main date (lama pengejaraan), main base (berdasarkan platform).

Menurutnya, sejauh ini pasar permintaan di Indonesia memang lebih pada platform brand-brand internasional seperti iOs dan Android.

“Brand luar tersebut sebenarnya hanya tumbuh pada kalangan menengah-atas, sementara bisa dibilang 70% pengguna di Indonesia masih fitur phone biasa, belum smartphone,” ujarnya.

Sementara itu, pengembang game Bandung lainnya Garuda Studio mengemukakan permintaan aplikasi game di Tanah Air memang meningkat.

CEO Garuda Studio Yadhi Aditya Permana mengatakan bisnis game khususnya platform Android di Indonesia masih terus berkembang seiring dengan pertumbuhan pengguna tablet terus menanjak.

Apalagi, katanya, hingga saat ini penyedia aplikasi game di Indonesia masih terbilang sedikit sebab sebagian besar developer lokal masih fokus pada aplikasi konten.

“Hal ini jelas menjadi pasar yang menjanjikan dan dapat meningkatkan omzet perusahaan,” katanya.(k31/yop)

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Yoseph Pencawan
Editor : Yoseph Pencawan
Sumber : Ria Indhryani
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper