BISNIS.COM, JAKARTA--Data merupakan elemen penting baik untuk pribadi maupun perusahaan. Oleh karena itu, kebocoran data dapat membawa dampak serius. Riset IDC menunjukkan, kebocoran data merupakan masalah paling serius.
Adapun, Sebanyak 41% perusahaan dari riset tersebut, merasa sangat khawatir terhadap kebocoran data dan informasi perusahaan, sehingga menetapkan pencegahan kebocoran sebagai tugas utama divisi Teknologi dan Informasi (TI). IDC menyebutkan, salah satu cara efektif untuk melindungi data perusahaan adalah enkripsi.
Berdasarkan siaran pers yang diterima Bisnis, Kamis (4/4), secara umum teknologi ekripsi terbagi dua yakni file and folder leel encryption (FLE) dan full disk encryption (FDE). FLE melindungi file dan folder tertentu sehingga lebih cocok melakukan enkripsi informasi sensitif dalam jumlah kecil.
Sementara itu, FDE mampu melakukan enkripsi seluruh data dalam hard drive. FDE dianggap tepat menjadi solusi untuk melindungi data saat laptop kantor hilang atau dicuri.
Menurut IDC ada empat alasan utama penggunaan teknologi enkripsi. Pertama, membatasi akses terhadap informasi rahasia dan melindunginya dari akses ilegal (unathorized).
Kedua, melindungi file sensitif dari malware dan ancaman siber lain yang terus meningkat. Ketiga, membantu mengamankan data dari serangan yang mampu masuk ke jaringan internal perusahaan, seangan terhadap infrastruktur perusahaan, dan usaha pencrian data yang semakin canggih. Keempat, melengkapi proses manajemen risiko perusahaan.
Selain itu, IDC juga memproyeksikan, pasar untuk enkripsi workstation akan tumbuh lebih dari 50% beberapa tahun ke depan, yakni pada 2012 senilai US$556 juta menjadi US$866 pada 2016. IDC juga memprediksikan, sepanjang tahun ini biaya perlindungan data perusahaan secara global akan melebihi US$2 miliar dan paa 2016 akan meningkat hingga lebih dari US$3 miliar. (if)