BRTI butuh wajah baru

Lingga Sukatma Wiangga
Kamis, 29 September 2011 | 13:50 WIB
Bagikan

JAKARTA: Panitia seleksi anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) dinilais ebaiknya dari kalangan independen di luar pegawai negeri sipil (PNS) tetapi telah teruji integritasnya."Kalau dari PNS, apalagi hanya oleh pejabat sekelas eselon 2, maka BRTI turun derajatnya, makin diremehkan oleh operator telekomunikasi," ujar mantan anggota BRTI Kamilov Sagala kepada Bisnis hari ini.Menurut dia, adalah sangat aneh apabila BRTI yang seharusnya setingkat menteri malah turun drastis menjadi setingkat kepala seksi atau eselon 3, bandingkan dengan KOmisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang sudah setingkat dengan menteri dan memiliki kewenangan memberi izin, mengawasi, dan memberi sanksi kepada pelaku industri penyiaran.Sesuai dengan Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika no. 39/KEP/ M.KOMINFO/02/2009, keanggotaan Komite Regulasi Telekomunikasi pada Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (KRT-BRTI) akan berakhir pada tanggal 3 Maret 2012.Untuk itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI kembali menyelenggarakan proses seleksi anggota KRT-BRTI untuk masa tugas 2012-2015.“Kepada seluruh lapisan masyarakat diharapkan berpartisipasi aktif dalam proses seleksi ini, baik dalam bentuk memberikan masukan maupun aktif sebagai pelamar,” ujar Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemenkominfo Gatot S. Dewa Broto.

Adapun panita seleksi BRTI terdiri dari Titon Dutono, Siti Meiningsih, Yan Rianto, Sutarman, Agnes Widiyanti, Bonnie M. Thamrin, Bambang Heru Tjahjono, Susilo Hartono, dan Rudi Lumanto yang kesemuanya merupakan pejabat eselon 2 Kemenkominfo.Tercatat sudah 18 orang ikut dalam seleksi BRTI tersebut, diantaranya adalah enam anggota lama, yaitu M. Ridwan Effendi, Danrivanto Budhijanto, Nonot Harsono, Iwan Krisnadi, dan Nurul Yakin Setyabudhi.Menanggapi hal itu, Kamilov meminta anggota lama BRTI tersebut introspeksi diri dan memiliki budaya malu, mengingat performa dan kinerja yang telah ditunjukkan selama dua tahun terakhir ini, seharusnya regulator butuh wajah baru.(api) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper