SpaceX Elon Musk Incar Pendanaan Rp6,5 Triliun, Ingin Kalahkan Valuasi OpenAI

Redaksi
Rabu, 9 Juli 2025 | 11:41 WIB
Logo Starlink pada salah satu satelit orbit rendah/dok. tangkapan layar SpaceX
Logo Starlink pada salah satu satelit orbit rendah/dok. tangkapan layar SpaceX
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — SpaceX sedang dalam pembicaraan untuk meningkatkan pendanaan baru dengan valuasi US$400 miliar atau sekitar Rp6,5 triliun (Kurs: Rp16.000).

Dilansir Techcrunch, Selasa (9/7/2025) perusahaan milik Elon Musk itu menyusun strategi untuk mengumpulkan dana melalui putaran penggalangan dana dan secara terpisah mengadakan penawaran tender agar karyawan dapat menjual sebagian saham mereka kepada sekelompok investor tertentu.

Putaran penggalangan dana akan berjalan dengan cara, mereka akan menjual sejumlah kecil saham baru kepada investor. 

Salah satu putaran penggalangan dana yang pernah SpaceX adakan pada 2021 berhasil mengumpulkan sekitar US$850 juta atau sekitar Rp13,8 miliar (kurs: Rp16.000).

Sementara itu, untuk penjualan internal saham kepada karyawan dan investor awal dilakukan untuk penawaran sekunder, dengan harga yang ditentukan oleh putaran pertama. Rinciannya dapat berubah, bergantung pada minat dari penjual dan pembeli dari orang dalam.

Perusahaan ini pada umumnya mengadakan penawaran tender dua kali dalam setahun.

Jika kesepakatan tersebut berjalan sesuai rencana, ini akan menandai lompatan besar lainnya dalam  lintasan valuasi SpaceX.

Sejak perusahaan ini didirikan lebih dari dua dekade lalu, SpaceX menembus angka valuasi US$100 miliar atau sekitar Rp1,6 triliun (kurs Rp16.00) dan menggandakannya hanya dalam waktu tiga tahun.

Sebelumnya, SpaceX mencatat pendapatan sekitar US$15,5 miliar atau Rp253,18 triliun pada 2024, dengan Starlink menjadi kontributor utama pendapatan tersebut.

Selain itu, Angka ini menegaskan dominasi SpaceX yang makin kuat di sektor antariksa komersial global, sekaligus melampaui anggaran tahunan NASA untuk program komersial yang hanya sekitar US$1,1 miliar tahun depan.

Elon Musk membagikan kabar ini melalui unggahan di platform X (sebelumnya Twitter), menyoroti pertumbuhan pesat bisnis peluncuran roket dan layanan satelit SpaceX.

Sementara NASA tetap fokus pada eksplorasi luar angkasa dan riset ilmiah, SpaceX memanfaatkan permintaan tinggi untuk layanan peluncuran yang lebih murah dan komunikasi satelit. Inovasi utama SpaceX terletak pada roket Falcon 9 dan Falcon Heavy yang dapat digunakan kembali, sehingga memangkas biaya peluncuran secara signifikan dan memperbesar pangsa pasar global.

Dilansir dari Reuters, Rabu (4/6/2025) pada 2024, SpaceX mencatat rekor dengan 134 peluncuran Falcon, menjadikannya operator peluncuran paling aktif di dunia. Perusahaan bahkan menargetkan 170 peluncuran hingga akhir tahun ini guna memenuhi permintaan pemasangan satelit yang terus meningkat.

Pendapatan terbesar SpaceX saat ini berasal dari layanan internet satelit Starlink. Jaringan ini telah meluncurkan ribuan satelit untuk menyediakan akses internet broadband ke seluruh dunia.

Pada November 2023, Musk mengumumkan bahwa Starlink sudah mencapai arus kas impas (breakeven cashflow). Meski Musk pernah menyatakan rencana untuk membawa Starlink go public, dia belum memberikan jadwal pasti.

Selain Falcon, SpaceX juga tengah mengembangkan sistem roket raksasa Starship setinggi 122 meter. Musk menyebut Starship akan menjadi kunci utama dalam misi mengirim manusia ke Mars di masa depan.

(Muhamad Rafi Firmansyah Harun)

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Redaksi
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper