Telkomsel Fokus Pertumbuhan Berkelanjutan IndiHome di Tengah Pelemahan Daya Beli

Leo Dwi Jatmiko
Selasa, 13 Mei 2025 | 08:10 WIB
Warga melintasi iklan Telkomsel di Jakarta, Minggu (31/3/2024). Perusahaan operator seluler anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Warga melintasi iklan Telkomsel di Jakarta, Minggu (31/3/2024). Perusahaan operator seluler anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA  — PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) fokus meningkatkan kualitas produk dan layanan secara berkelanjutan pada 2025 guna memacu pertumbuhan layanan internet rumah IndiHome

Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) itu juga akan optimalisasi sinergi fixed-mobile-convergence (FMC). Dengan memanfaatkan basis pelanggan mobile yang mencapai 158,8 juta, Telkomsel mengintegrasikan IndiHome B2C untuk mendorong cross-sell terarah, personalisasi berbasis data, serta retensi jangka panjang pelanggan.

VP Corporate Communications & Social Responsibility Telkomsel Saki Hamsat Bramono mengatakan perusahaan akan memposisikan IndiHome sebagai solusi yang menyasar segmen premium, dengan sejumlah layanan yang dimiliki. 

Sementara itu untuk pelanggan yang sensitif terhadap harga atau pelanggan value, Telkomsel mengandalkan produk EZnet. 

“Dengan strategi ini, Telkomsel dapat memperluas pasar secara selektif, menjaga efisiensi belanja modal, sekaligus mendukung adopsi broadband yang lebih inklusif,” kata Saki kepada Bisnis, Selasa (13/5/2025). 

EZnet merupakan salah satu layanan broadband yang  memberikan pengalaman Internet di rumah yang tejangkau bagi pelanggan. 

Telkomsel membandrol EZnet mulai dari Rp150.000 per bulan dengan kecepatan hingga 10 Mbps. Paket ini lebih murah dibandingkan dengan paket IndiHome yang dipatok dengan harga termurah Rp200.000 untuk layanan internet saja. 

Adapun pada kuartal I/2025 IndiHome melayani 9,8 juta pelanggan residensial (B2C), tumbuh 10,4% secara tahunan, dan total pelanggan IndiHome (B2C dan B2B) mencapai 11 juta pelanggan, naik 7% dibanding tahun lalu. 

Di tengah pertumbuhan pelanggan yang meningkat, penetrasi layanan konvergensi fixed dan mobile (FMC) mencapai 55% per akhir Maret 2025, sedikit terkoreksi dari posisi 2024 yang sebesar 57%. 

Saki menilai angka ini mencerminkan kehati-hatian pelanggan dalam menghadapi tekanan daya beli. Namun, Telkomsel menargetkan tren kenaikan secara bertahap seiring stabilisasi ekonomi dan penguatan bundling IndiHome dengan layanan pascabayar, integrasi akun MyTelkomsel, serta penawaran bundling konten digital.

“Dengan disiplin dalam eksekusi promosi dan penawaran produk, kami berharap dapat mempertahankan rasio konvergensi, ARPU, serta basis pelanggan yang positif dan produktif,” ungkap Saki.

Di tengah persaingan ketat industri broadband dan risiko perang harga yang dapat mengikis profitabilitas, Telkomsel tetap fokus pada akuisisi pelanggan berkualitas dan penciptaan nilai jangka panjang. 

Strategi dual-track IndiHome menyeimbangkan pertumbuhan pelanggan dengan disiplin di tengah tekanan ekonomi makro, menjaga posisi sebagai pemimpin pasar fixed broadband di Indonesia.  

“Dengan fokus pada pelanggan berkualitas dan ARPU yang stabil, IndiHome di bawah Telkomsel menunjukkan kemampuannya untuk beradaptasi dengan dinamika pasar yang menantang sambil mempertahankan posisi sebagai pemimpin pasar,” tutup Saki.

Ke depan, kata Saki, pengalaman rumah tangga akan makin relevan melalui bundling konten digital, IoT, serta layanan value-added lainnya. 

“Kami berharap dapat menjaga keseimbangan antara pertumbuhan pelanggan baru dan profitabilitas,” tambah Saki.

Terkait ekspansi jaringan, penambahan homepass pada 2025 akan difokuskan pada cluster berpotensi tinggi dengan mengoptimalkan aset infrastruktur Telkom Group.

Pendekatan ini menitikberatkan ekspansi yang bertahap dan terukur, sehingga jumlah homepass baru diproyeksikan tetap sejalan atau sedikit di atas penambahan tahun lalu. 

Hingga kuartal I/2025, pelanggan baru IndiHome telah bertambah sekitar 230.000, menandakan ruang pertumbuhan masih terbuka meski tantangan makroekonomi masih membayangi. 

“Kami tetap menjaga efisiensi biaya dan kualitas aktivasi pelanggan,” kata Saki.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper