Mencairnya Es di Kutub Utara Bisa Bikin Bumi Bergoyang dan Letak Geografis Berubah

Mia Chitra Dinisari
Selasa, 22 April 2025 | 11:15 WIB
Antartika/reuters
Antartika/reuters
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah temuan baru mengatakan pencairan es yang dramatis di kutub utara akibat perubahan iklim dapat menggeser lokasi kutub geografis Bumi dalam beberapa tahun mendatang.

Saat lapisan es mencair dan massa samudra terdistribusi ulang di seluruh planet, kutub Utara dan Selatan geografis Bumi dapat bergeser hingga 89 kaki (27 meter) pada tahun 2100 seiring perubahan sumbu rotasi planet, menurut studi yang dipublikasikan pada tanggal 5 Maret di jurnal Geophysical Research Letters. Pergeseran tersebut dapat memengaruhi navigasi satelit dan wahana antariksa, kata para peneliti.

Dilansir dari livescience, saat Bumi berputar, perubahan dalam distribusi massa planet menyebabkannya bergoyang pada porosnya seperti gasing. Banyak dari goyangan ini teratur dan dapat diprediksi beberapa disebabkan oleh perubahan tekanan atmosfer dan arus laut secara teratur, sementara yang lain disebabkan oleh interaksi antara inti dan mantel.

Studi terbaru menunjukkan bahwa mencairnya lapisan es dan gletser juga dapat memengaruhi distribusi massa ini dan menggeser kutub Bumi. Dalam studi baru tersebut, para peneliti di ETH Zurich menggunakan pergerakan kutub dari tahun 1900 hingga 2018 dan proyeksi pencairan lapisan es untuk memprediksi seberapa jauh kutub dapat bergerak dalam berbagai skenario perubahan iklim yang disebabkan manusia.

Kutub Utara dapat bergeser ke arah barat lebih dari 89 kaki pada tahun 2100 dalam skenario emisi gas rumah kaca terburuk, demikian temuan tim tersebut. Dalam skenario emisi yang lebih optimis, kutub masih dapat bergeser hingga 39 kaki (12 m) relatif terhadap lokasinya pada tahun 1900. Air lelehan dari lapisan es Greenland dan Antartika memainkan peran terbesar dalam simulasi, diikuti oleh pencairan gletser.

"Efek ini agak melampaui efek penyesuaian isostatik glasial, yang merupakan efek pantulan Bumi padat setelah berakhirnya zaman es terakhir," kata rekan penulis studi Mostafa Kiani Shahvandi, seorang ilmuwan Bumi yang sekarang berada di Universitas Wina, kepada Live Science.

Dengan kata lain, daratan di permukaan kerak bumi tenggelam di bawah berat gletser zaman es dan terangkat saat mencair, mengubah distribusi berat di kerak Bumi dan menggeser kutub. "Ini berarti bahwa apa yang telah dilakukan manusia telah menggeser kutub lebih dari efek zaman es," kata Kiani Shahvandi.

Pergeseran sumbu rotasi Bumi dapat mengganggu navigasi satelit dan wahana antariksa, kata Kiandi Shahvandi. Para ilmuwan memetakan lokasi wahana antariksa sebagian menggunakan sumbu rotasi Bumi sebagai referensi. Jika sumbu tersebut bergeser seiring waktu, akan menjadi lebih sulit untuk menentukan lokasi wahana antariksa secara tepat.

Pekerjaan di masa mendatang dapat melibatkan pemeriksaan data paleoklimat untuk menentukan seberapa besar kutub telah bergeser selama jutaan tahun selama episode perubahan iklim alami sebelumnya. Menurut Kiandi Shahvandi, hal ini akan membantu mengungkap skala sebenarnya dampak manusia terhadap pergerakan kutub.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper