Jumlah Serangan Siber Terblokir ke RI Turun 29,5% pada 2024, Ada 36 Juta Percobaan

Rahmad Fauzan
Senin, 17 Februari 2025 | 19:10 WIB
Ilustrasi Hacker. Dok Freepik
Ilustrasi Hacker. Dok Freepik
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Kaspersky, perusahaan keamanan siber asal Rusia, memblokir sekitar 36 juta upaya serangan siber lokal di Indonesia pada 2024. Jumlah ini turun 29,44% dibandingkan dengan tahun sebelumnya dengan serangan tembus 51 juta.

Berdasarkan pemrosesan dan pengumpulan data dari pengguna sukarela Kaspersky Security Network (KSN) tersebut, Indonesia menempati posisi ke-71 secara global dalam pemeringkatan negara dengan persentase pengguna yang terpengaruh ancaman lokal.

Adapun, worm dan virus file merupakan penyebab sebagian besar insiden tersebut. Pengguna juga diserang oleh malware yang menyebar melalui drive USB, CD dan DVD, dan metode offline lainnya.

Menanggapi hal ini, Managing Director untuk Asia Pasifik di Kaspersky Adrian Hia mengatakan Indonesia masih membutuhkan talenta siber yang berkualitas di bidangnya.

"Kurangnya pengalaman langsung dapat berdampak pada bisnis. Penguatan kapasitas talenta siber, khususnya di organisasi, akan menjawab kebutuhan industri di era digital saat ini,” kata Adrian dalam siaran pers, Senin (17/2/2025).

Mengacu data Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi), Indonesia kekurangan 500 ribu talenta digital per tahun. Selain itu, berdasarkan data yang diolah Komdigi dalam laporan Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) 2024, kebutuhan talenta digital nasional pada 2030 mencapai 12 juta orang.

“Kami sangat mengapresiasi upaya Komdigi atas inisiatif di bidang keamanan siber dengan melatih satu juta talenta digital dari seluruh Indonesia. Ini merupakan langkah maju yang tepat, dan kami berharap dapat melihat lebih banyak lagi upaya di masa mendatang," ujarnya.

Dia pun membeberkan sejumlah jurus bagi perusahaan dalam melahirkan talenta-talenta siber. Pertama, mengedukasi karyawan melalui perangkat seperti Kaspersky Automated Security Awareness Platform.

Dalam hal ini, karyawan harus menyadari risiko ancaman keamanan siber dan cara melindungi diri dan organisasi dari ancaman tersebut.

Kedua, memiliki keterampilan praktis layanan TI dalam mengenali tanda-tanda serangan untuk membantu mengurangi beban kerja departemen infosec. Keterampilan tersebut dapat diperoleh, misalnya, dengan mengikuti pelatihan keamanan siber kami untuk spesialis TI umum.

Ketiga, mengambil langkah-langkah perlindungan data utama dan perangkat perusahaan, termasuk mengaktifkan perlindungan kata sandi, mengenkripsi perangkat kerja, dan memastikan data dicadangkan.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmad Fauzan
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper