Waspada! Malware Penguras Aset Kripto Tumbuh 135%, Tebar Phising

Rahmad Fauzan
Senin, 13 Januari 2025 | 17:17 WIB
Ilustrasi keamanan siber malware/dok. kaspersky
Ilustrasi keamanan siber malware/dok. kaspersky
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Para pemain aset kripto diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap kejahatan dunia maya. Sebab, malware penguras kripto atau crypto drainers berkembang pesat di pasar dark web selama 3 tahun terakhir.

Mengutip laporan Kaspersky, jumlah utas dark web yang membahas penguras kripto meningkat sebesar 135%, dari hanya 55 pada 2022, menjadi 129 pada 2024.

Para ahli Kaspersky Digital Footprint Intelligence menjelaskan penguras kripto adalah jenis malware yang muncul sekitar 3 tahun lalu dan dirancang untuk mengelabui korbannya agar mengizinkan transaksi penipuan untuk mencuri dana dari dompet mereka.

Metode umum yang digunakan mulai dari airdrop palsu, situs phishing, ekstensi browser berbahaya, penipuan melalui iklan, kontrak pintar berbahaya, sampai dengan pasar nonfungible token atau NFT palsu.

Pakar keamanan Kaspersky Digital Footprint Intelligence Alexander Zabrovsky mengatakan dalam utas tersebut penjahat dunia maya membahas berbagai topik, mulai dari jual beli jenis perangkat lunak berbahaya ini hingga menyusun tim untuk pendistribusian, dan seterusnya.

“Mengingat tren ini, minat pelaku kejahatan siber terhadap penguras kripto dan serangan terkait kemungkinan akan terus tumbuh pada tahun 2025,” kata Zabrovsky dikutip Bisnis dari keterangan resmi Kaspersky, Senin (13/1/2024).

Di satu sisi, lanjutnya, para antusias kripto harus lebih waspada dari sebelumnya serta mengadopsi langkah-langkah keamanan kripto yang kuat. Di sisi lain, perusahaan harus fokus pada edukasi pelanggan dan karyawan, sambil secara aktif memantau kehadiran daring penjahat siber untuk mengurangi risiko serangan yang berhasil.

Lebih lanjut dia menjelaskan para penguras kripto sering kali menggunakan taktik rekayasa sosial untuk mencuri dana. Mereka mungkin mengeksploitasi merek dompet dan bursa yang terkenal untuk memikat korban agar mengungkapkan informasi dompet mereka atau melakukan transaksi.

Mencari penyebutan merek secara berkala di mesin pencari, media sosial, dan pasar adalah hal yang penting. Apabila ada situs phishing atau penipuan yang teridentifikasi, situs tersebut dapat segera ditutup, sehingga mencegah calon korban jatuh di perangkat penipuan ini.

Untuk melindungi diri dari malware, individu disarankan untuk menggunakan solusi keamanan komprehensif di semua perangkat. Solusi ini membantu mencegah infeksi dan memperingatkan pengguna akan potensi bahaya.

Di sisi lain, bisnis harus secara proaktif memantau dark web untuk mencari tanda-tanda aktivitas kejahatan dunia maya yang dapat mengancam aset perusahaan.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmad Fauzan
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper