Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) bersama dengan Microsoft meluncurkan program EleveAIte Indonesia.
Program ini hadir untuk membekali generasi muda Indonesia dengan keterampilan kecerdasan buatan (AI) yang relevan dengan kebutuhan industri dan masyarakat.
Melalui program ini, Microsoft dan Komdigi berharap dapat memberikan pelatihan dan pendidikan AI yang inklusif, mempersiapkan seluruh lapisan masyarakat, terutama generasi muda, dengan keterampilan yang dapat diterapkan dalam berbagai sektor.
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengatakan pihaknya meminta Microsoft untuk berfokus kepada sektor pendidikan pada program EleveAIte Indonesia.
Tidak hanya pendidikan, Meutya juga menginginkan pemberdayaan perempuan menjadi salah satu fokus utama dari program ini.
"Kami meminta agar Microsoft bisa berfokus pada pendidikan AI yang inklusif. Pelatihan ini harus dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat, dan meskipun kita akan memberikan perhatian lebih pada perempuan, program ini terbuka untuk siapa saja," kata Meutya dalam sambutannya di kantor Komdigi, Senin (2/12/2024).
Meutya menjelaskan, salah satu cara untuk mengenalkan AI ke masyarakat adalah dengan memperbanyak diskusi tentang AI. Diskusi tersebut baik melalui forum-forum resmi maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga, dengan memperkenalkan dan mengedukasi masyarakat lebih jauh tentang AI, teknologi ini tidak lagi terasa asing, tetapi menjadi bagian dari percakapan yang biasa.
“Jadi untuk literasi digital nanti ada dari BPSDM juga, bagaimana kita membuat AI ini bukan sesuatu yang aneh, tapi sesuatu yang memang dapat diperbincangkan hari-hari,” ucap Meutya.
Lebih lanjut, menuju Indonesia Emas 2045, Meutya menyebut pentingnya pemahaman yang lebih mendalam tentang AI di kalangan masyarakat.
Maka dari itu, politikus Partai Golkar ini mengharapkan dengan adanya kerja sama antar Komdigi dan Microsoft melalui EleveAIte Indonesia ini dapat membuat masyarakat lebih memahami AI.
"Harapannya, setelah mengikuti pelatihan ini, masyarakat akan lebih memahami bagaimana AI bekerja dan merasa lebih aman dan percaya terhadap upaya transformasi digital yang tengah berjalan. Kepercayaan (trust) adalah elemen penting dalam penerimaan AI," ujarnya.