Transaksi Judol Bergeser ke QRIS, PPATK: Driver Ojek Kelola Transaksi Miliaran Rupiah

Leo Dwi Jatmiko
Sabtu, 30 November 2024 | 06:20 WIB
Ilustrasi judi online/vectorjuice on Freepik
Ilustrasi judi online/vectorjuice on Freepik
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Indonesia mengungkapkan terjadi perubahan pola transaksi di judi online dari rekening dan uang elektronik menjadi menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) . 

Deputi dan Analis Pemeriksaan PPATK Indonesia Danang Tri Hartono mengatakan para pelaku judi online makin pintar untuk memuluskan bisnis haram mereka. 

Pelaku terus mencari celah dan menyesuaikan dengan kondisi industri serta langkah antisipasi yang dilakukan pemerintah. 

Sebagai gambaran, kata Danang, pada 2023 transaksi judi online paling banyak mengalir melalui perbankan. Beberapa bulan kemudian, trennya berubah melalui uang elektronik dan dompet digital

Saat pemerintah gencar memblokir lewat rekening dan dompet digital, tren yang berpindah ke merchant aggregator (QRIS ) dan kripto. PPATK menemukan puluhan ribu QRIS digunakan untuk judi online. 

"Katakanlah penjual soto atau kami lihat tukang ojek, mereka kelola transaksi miliaran rupiah deposit untuk judi online,” kata Danang, Jumat (29/11/2024). 

Danang mengatakan bahwa transaksi judi online saat ini sudah berubah tidak seperti pada awal. 

Jika dahulu orang langsung melakukan deposito ke sebuah rekening saat ini pelaku melakukan beberapa tahapan terlebih dahulu untuk diputar. 

Dari sisi penitipan uang, kata Danang, sudah berganti dari perusahaan cangkang yang bisa dilacak beralih ke kripto yang sulit dilacak dan valuta asing (mata uang asing). 

"Kalau sudah valas susah," kata Danang. 

Danang menuturkan jika pemangku kepentingan ingin memutus mata rantai judi online maka harus melacak dahulu tempat uang judi online masuk. 

Menurutnya, jika deposit melalui pulsa kemungkinan pemain judi online akan menghindari karena terpotong biaya hingga 5% - 20%. 

Kemudian untuk deposit melalui jalur kripto juga akan menggunakan biaya yang mahal, sehingga juga tidak menjadi opsi. 

Adapun jalur yang akan digunakan pelaku judi, pendapat Danang, adalah merchant agregator. Para pemain di bidang ini  dinilai perlu melakukan pengenalan (KYC) ulang para merchant. 

"Transaksi merchant harus sesuai dengan transaksinya. Kalau melanggar, merchant agregator bisa diblokir," kata Danang. 

Pemerintah juga perlu meningkatkan dari pencegahan hingga penindakan untuk menghadapi pola transaksi yang terus berubah.

Danang memperkirakan jumlah pemain judi online menembus 11 juta pemain hingga akhir 2024.

Dari sisi permintaan, jumlah pemain terus bertambah dari 3,4 juta pemain pada 2023 menjadi 8,8 juta pemain pada kuartal III/2024. 

Adapun hingga akhir 2024, diperkirakan jumlah berpotensi bertambah 2 juta pemain baru seiring dengan candu judi online yang terus meningkat. 

"Data itu kan bertambah terus sehingga mungkin bisa di atas 11 juta pemain. Kurang lebih di atas 10 juta lah," kata Danang.

Dari sisi deposit atau uang yang dihabiskan masyarakat Indonesia di judi online, lanjut Danang, pada 2023 mencapai Rp34 triliun. 

PPATK mengasumsikan untuk operasional judi online sebesar 10%, maka total nilai uang yang keluar dari kantong masyarakat Indonesia diperkirakan mencapai sekitar Rp30 triliun. 

Adapun hingga kuartal III/2024, total uang yang dihabiskan masyarakat (deposit) di judi online mencapai Rp43 triliun atau naik Rp9 triliun dibandingkan Desember 2023. 

Danang mengatakan dengan potensi keuntungan besar tersebut tidak heran jika kemudian banyak pelaku ingin mengeruk untung dari judi online sehingga suplai terus membanjiri RI. 

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper