Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) melakukan percepatan pengembangan talenta digital di Indonesia seiring dengan kesenjangan antara ketersediaan dengan kebutuhan.
Wakil Menteri Kementerian Komunikasi dan Digital, Angga Raka Prabowo mengatakan Indonesia memerlukan 3 juta talenta digital menutup kesenjangan tersebut hingga 2030.
"Disinilah peran Kementerian Komdigi untuk melakukan percepatan pengembangan talenta digital untuk memperkecil dan menutup gap ini,” kata Angga dalam siaran pers, Rabu (20/11/2024).
Dia menuturkan Balai Pelatihan dan Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BPPTIK) Komdigi menggandeng Pura Mangkunegaran Solo dan Privy untuk mempercepat pengembangan talenta digital.
Kegiatan tersebut, lanjutnya, diikuti 139 mahasiswa dari 4 kampus di Solo yakni Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), UIN Raden Mas Said Surakarta dan Universitas Pignatelli Triputra (Upitra).
Co-Founder & CTO Privy, Guritno Adi Saputra mengatakan, pertumbuhan pesat ekonomi digital Indonesia membutuhkan dukungan dari sumber daya manusia yang unggul dan inovatif.
“Hal ini membuat kami berkepentingan untuk mendukung lahirnya talenta-talenta digital berkualitas, terutama dari daerah ini. Kami sangat mendukung inisiatif seperti Solo Digital Talent ini sebagai langkah penting untuk menciptakan lebih banyak sumber daya manusia berkualitas berbasis digital di Indonesia,” ujar Guritno.
Guritno juga mendorong para peserta untuk terus memgembangkan diri dan wawasan pengetahuan agar siap menghadapi era ekonomi digital yang semakin kompetitif.
Sementara itu, Mangkunegara X, Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo (Gusti Bhre) mengatakan, perhelatan Solo Digital Talent 2024 sangat penting untuk menjawab tantangan dan kesempatan yang ada saat ini.
Selain itu, kegiatan tersebut untuk membangun literasi digital di masa mendatang melalui dukungan dari banyak pihak termasuk stake holder digital di Tanah Air.
“Sebagai rumah budaya, Pura Mangkunegaran tidak hanya bicara terkait apa yang sudah dilalui, tapi kita juga berpikir apa yang bisa kita lakukan untuk menjawab tantangan maupun kesempatan yang ada saat ini,” ujar Gusti Bhre.