Tak Ada Indonesia, Ini 8 Negara Dengan Kasus Kebocoran Data Terbanyak di Dunia

Lukman Nur Hakim
Senin, 28 Oktober 2024 | 10:16 WIB
Ilustrasi ancaman data berbahaya / dok. Kaspersky
Ilustrasi ancaman data berbahaya / dok. Kaspersky
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kebocoran data menjadi salah satu momok yang menghantui masyarakat dunia di era kemajuan teknologi saat ini. 

Penyebab banyaknya kebocoran data dikarenakan kurangnya kehati-hatian dalam membagikan data pribadi. Seperti, tanpa sengaja membagikan informasi pribadi, nama lengkap, NIK KTP, dan nomor rekening bank, kepada pihak yang tidak resmi atau bahkan ilegal

Melansir dari Data Indonesia yang mengutip laporan Surfshark, terdapat 422,61 juta akun yang mengalami kebocoran data secara global sepanjang kuartal III/2024. Jumlah tersebut melesat 1.022,2% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year on year/YoY) yang sebanyak 37,66 juta akun.

Dari 8 besar negara yang paling banyak mengalami kebocoran data, tidak ada nama Indonesia dideretan teratas negara paling lalai menjaga data pribadi.

Adapun kasus kebocoran data paling banyak terjadi di Amerika Serikat pada kuartal III/2024, yakni mencapai 93,74 juta akun. Angka ini melonjak 1.003,9% secara tahunan (YoY). Pada kuartal III/2023, jumlah akun yang mengalami kebocoran data di Negeri Paman Sam sebanyak 8,49 juta.

Prancis menempati posisi kedua dengan 17,16 juta akun di negara tersebut yang mengalami kebocoran data pada kuartal III/2024. Jumlah akun yang mengalami kebocoran data di Prancis naik 952,2% dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun lalu (YoY) yang sebanyak 1,63 juta akun.

Rusia berada di posisi selanjutnya lantaran sebanyak 16,53 juta akun mengalami kebocoran data pada kuartal III/2024 atau meningkat 66% secara tahunan (YoY). Kemudian, sebanyak 14,61 juta akun mengalami kebocoran data di Jerman atau melonjak 6.043,9% secara tahunan (YoY).

Ada pula Jepang yang mengalami kebocoran data sebanyak 9,74 juta sepanjang kuartal III/2024. Kasus kebocoran data di Negeri Sakura meroket 49.526,4% secara tahunan (YoY). Pada kuartal III/2023, tercatat hanya sebanyak 19.624 akun yang mengalami kebocoran data.

Negara dengan kasus kebocoran data terbanyak berikutnya adalah Inggris dengan 8,33 juta akun atau melonjak 1.962,4% secara tahunan (YoY). Lalu, jumlah akun yang mengalami kebocoran data di China sebanyak 7,92 juta atau meningkat 430,9% secara tahunan (YoY).

Sementara itu, Italia menempati posisi kedelapan dalam daftar ini dengan jumlah akun yang mengalami kebocoran data sebanyak 7,82 juta pada kuartal III/2024. Angka tersebut melonjak 5.762,3% dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun lalu (YoY) yang sebanyak 133.331 akun.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper