Bisnis.com, JAKARTA – E-commerce asal China, Temu, memperluas penetrasinya dengan masuk ke Asia Tenggara. Platform dagang-el itu melancarkan operasi di Vietnam dan Brunei, sehingga menggenapkan jumlah pasarnya di Asia Tenggara menjadi 5 negara. Menyusul TikTok Shop yang telah lebih dahulu hadir.
Selain Vietnam dan Brunei, aplikasi tersebut sudah terlebih dahulu hadir di Filipina, Malaysia, dan Thailand dalam rentang kurang dari 2 tahun. Total, Temu sudah beroperasi di 82 negara sampai dengan 7 Oktober 2024.
Setelah memperluas cakupannya ke Vietnam, aplikasi dagang-el Temu dikabarkan tengah membidik Indonesia sebagai target pasar selanjutnya. Kemungkinan ini tersiar setelah lembaga riset e-commerce, Momentum Works, merilis laporan anyarnya.
Temu, tulis laporan tersebut, sedang mengintai potensi cuan RI sebagai negara dengan populasi terpadat di Asia Tenggara serta menguasai hampir seluruh pasar e-commerce di kawasan.
“Meskipun pertumbuhan e-commerce di Indonesia tidak lagi secepat di Vietnam, Indonesia tetap menjadi pasar yang akan terus coba dibabat oleh Temu,” kata Tim Momentum Works Sabrina Chong dalam laporan itu, dikutip Selasa (8/10/2024).
Peluang aplikasi dagang-el buatan China itu beroperasi resmi di Tanah Air dianggap cukup besar. Berdasarkan isi laporan Momentum Works, hipotesis tersebut di atas cukup kuat jika belajar dari polemik TikTok beberapa waktu lalu.
Sebagai konteks, pemerintah Indonesia mengeluarkan pernyataan tentang prohibisi terhadap Temu di Tanah Air sebagai upaya melindungi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pada pekan lalu.
Hanya saja, larangan ini bukanlah hal yang saklek jika bercermin dari kontroversi pembatasan e-commerce asal China TikTok yang pada akhirnya dapat beroperasi setelah mengakuisisi pemain lokal Tokopedia hanya dalam kurun 2 bulan.
Tiktok masuk lewat jalur Akuisisi 75% saham Tokopedia, dan mulai bersaing dengan Shopee.
Kendati demikian, riset tersebut juga mempertimbangkan dinamika politik sebagai faktor penentu masuk atau tidaknya Temu ke dalam blantika pasar e-commerce di Indonesia.
“Kabinet Indonesia yang baru di bawah Presiden terpilih Prabowo Subianto akan dilantik pada akhir bulan ini. Kami mungkin akan mendapatkan kejelasan lebih lanjut mengenai potensi arah kebijakan pada saat itu,” ujarnya.
