Bisnis.com, JAKARTA – Corporate Venture Capital atau CVC perlu lebih banyak didorong untuk berinvestasi di negara-negara Asean dalam memperkuat ekosistem startup regional.
TechsauceGlobal Summit 2024 mencatat dalam satu dekade terakhir, pertumbuhan perusahaan rintisan (startup) berbasis teknologi di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia, sangat positif.
Pada 2022, Indonesia dan Thailand mencatatkan diri sebagai penyumbang startup unicorn terbanyak di kawasan ini, mengikuti Singapura yangberada di posisi pertama.
Perkembangan ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia, yang diperkirakan akan meningkat 19% hingga mencapai US$130 miliar dollar AS pada 2025. Thailand pun diproyeksikan tumbuh 15% dengan nilai ekonomi digital mencapai US$53 miliar pada tahun yang sama, menurut data Google, Temasek Holdings, dan Bain & Company.
Melihat perkembangan data tersebut, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Hokky Situngkir menyatakan, dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia memang mengalami pertumbuhan digital yang pesat.
"Dengan 79 % penduduk terhubung ke internet Indonesia, Kominfo berkomitmen untuk mempercepat pertumbuhan dan menjadi katalisator dalam perkembangan ekonomi digital regional, khususnya di Indonesia," jelas dia dalam keterangan resmi, Jumat (4/10/2024).
Dengan berkaca terhadap tren tersebut, dia menyebut pentingnya pemahaman tentang peran krusial teknologi dalam membangun ekonomi digital regional yang kokoh di seluruh Asia Tenggara. Alhasil upaya mendorong kolaborasi antara pemerintah, startup,institusi pendidikan, dan sektor swasta untuk bersama-sama menghadapi tantangan, merangsang inovasi, dan menarik investasi di berbagai bidang teknologi perlu didorong.
Sementara itu, Oranuch Lerdsuwankij, CEO Techsauce menyoroti persoalan tren investasi CVC atau Corporate Venture Capital yang belum banyak berinvestasi di negara-negara Asean
"Jadi prioritas utamanya adalah bagaimana mendorong CVC untuk meningkatkan investasi di startup teknologi Asean guna memperkuat ekosistem startup regional," jelas
Dia menjelaskan, selain potensi keuntungan finansial CVC juga mengejar manfaat strategis seperti inovasi, akses teknologi baru, dan perluasan jaringan.
"Oleh karena itu, startup perlu memahami kebutuhan CVC dan menawarkan solusi yang selaras agar dapat menarik investasi dan menjadi mitra strategis," tuturnya.
Chairperson Kumpul, Faye Wongso menekankan pentingnya menciptakan wadah untuk memperkuat ekosistem startup dan ekonomi digital regional, serta meningkatkan pemahaman tentang CVC beroperasi antarnegara.
"Kami membayangkan masa depan di mana co-founder dari negara-negara Asean dapat berkolaborasi lebih efektif, memungkinkan proses pendanaan dari investor menjadi lebih lancar," ungkap Faye.
Menurut dia, setiap negara di Asean memiliki kekuatan yang unik. Dengan mengukur dampak dan berbagai praktik terbaik, dia berpendapat negara-negara Asia Tenggara bisa saling belajar untuk mempercepat perkembangan ekosistem startup digital di kawasan itu.