Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkapkan bahwa judi online telah merugikan ekonomi di negara maju, seperti Amerika Serikat (AS) hingga Inggris. Presiden terpilih Prabowo Subianto disebut menaruh perhatian pada pemberantasan judol.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan bahwa dampak dari judi online tidak hanya dirasakan di dalam negeri, melainkan juga secara global.
Sebagai contoh, Budi menuturkan bahwa judi online telah menyebabkan hilangnya potensi sektor ekonomi formal di Inggris.
“Pada periode 2016–2022, para pelaku judi online di Inggris telah menghabiskan rata-rata US$5,6 miliar per tahunnya untuk judi online,” kata Budi dalam acara Sarasehan bersama Menkominfo di Menara Kadin, Jakarta, Kamis (3/10/2024).
Imbasnya, sambung Budi, kegiatan judi online di Inggris telah mengakibatkan kerugian terhadap efektivitas ekonomi sebesar US$1,7 miliar.
Bukan hanya di Inggris, Budi menyampaikan bahwa dampak judi online juga dirasakan di AS. Negeri Paman Sam itu mengalami peningkatan kebangkrutan hingga dua digit di beberapa negara bagian.
“Jumlah kebangkrutan usaha di beberapa negara bagian di Amerika Serikat meningkat hingga 30% setelah 3–4 tahun sejak dilegalkannya aktivitas judi online,” tuturnya.
Alhasil, kondisi itu salah satunya disebabkan oleh penurunan kesehatan finansial konsumen di negara bagian yang melegalkan judi online.
Judi Online Naik Terus
Budi menyampaikan bahwa bisnis perjudian juga terus berkembang dan bertransformasi ke ranah digital. Secara global, pertumbuhan pasar judi online diproyeksikan mencapai US$205 miliar pada 2030.
Menurut data UNODC dan Statista, Asia Pasifik menjadi wilayah pertumbuhan pasar judi online dari 2022–2026, yakni sebesar 37%.
Budi menjelaskan bahwa pertumbuhan ini mengikuti peningkatan jumlah pemain judi online secara global yang diprediksi akan mencapai 290 juta jiwa pada 2029. Di mana, di Asia Tenggara sejumlah negara disinyalir menjadi markas terbesar bagi operator judi online ilegal, yaitu Kamboja, Myanmar, Filipina, dan Laos.
Bahkan, Budi juga mengatakan bahwa Presiden Terpilih Prabowo Subianto juga menyebut salah satu tantangan terbesar Indonesia adalah menghadapi judi online.
“Judi online ini bagian dari perhatian beliau [Prabowo Subianto]. Dan ini daya rusaknya luar biasa judi online,” terangnya.
Berdasarkan data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), akumulasi perputaran transaksi judi online di Indonesia mencapai Rp600 triliun pada kuartal I/2024.
Di mana, jumlah penduduk Indonesia yang terlibat judi online telah mencapai 4 juta orang, yang didominasi oleh kelompok usia 30–50 tahun dengan persentase mencaopai 40%.
Bahkan, kelompok usia di atas 50 tahun juga terlibat judi online dengan persentase sebesar 34%. Mengekor kelompok usia 21–30 tahun sebanyak 13%. Lalu, 11% berasal dari usia 10–20 tahun, dan 2% dari kelompok usia di bawah 10 tahun.