Meramu Siasat Buka Potensi Masyarakat di Wilayah Tertinggal Lewat Literasi Digital

Leo Dwi Jatmiko,Lukman Nur Hakim,Rika Anggraeni
Jumat, 20 September 2024 | 12:56 WIB
Siswa SMP Negeri Metamauk menunjukan uji kecepatan internet di kelasnya di dekat Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motamasin, Malaka Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (28/11/2023)./Bisnis-Himawan L Nugraha
Siswa SMP Negeri Metamauk menunjukan uji kecepatan internet di kelasnya di dekat Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motamasin, Malaka Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (28/11/2023)./Bisnis-Himawan L Nugraha
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -  Literasi digital yang digaungkan oleh perusahaan swasta dan pemerintah di wilayah tertinggal masih perlu ditingkatkan. Banyak masyarakat yang belum merasakan pelatihan yang dihadirkan. Masyarakat berharap program literasi digital terus dilaksanakan. 

Dalam Survei Penetrasi Internet di Daerah Tertinggal Tahun 2024, disebutkan bahwa dari 8,1 juta jiwa pengguna internet di wilayah tertinggal, hanya 18,3% yang pernah merasakan pelatihan digital. Sisanya sebanyak 81,7% belum pernah merasakan pelatihan.

Warga di desa mengaku pelatihan digital pernah diikuti di antaranya seputar pelatihan dasar penggunaan komputer (32,5%), pelatihan keterampilan digital untuk UMKM (20%) pelatihan dasar penggunaan internet (17,5%) pelatihan e-commerce (12,5%) dan program literasi digital untuk pelajar dan guru 7,5%. 

Mengenai efektivitas program literasi digital, mayoritas responden (63,6%) mengaku bahwa hadirnya program-program tersebut cukup berdampak pada peningkatan keterampilan digital masyarakat di desa. 

Kemudian, 45,5% cukup sering mengikuti pelatihan digelar oleh pemerintah dan pihak swasta. 

Riset APJII juga mengungkapkan meski masyarakat desa tertinggal antusias untuk ikut pelatihan, mereka memiliki sejumlah kendala seperti sinyal internet yang tidak stabil (33,2%), biaya internet tinggi (14,4%), kurangnya perangkat memadai (18,8%), hingga kurangnya pengetahuan tentang penggunaan internet (11,2%).

Dalam Survei Penetrasi Internet di Daerah Tertinggal Tahun 2024, APJII melibatkan 1.950 responden yang tersebar di 64 kabupaten di 17 provinsi. Dari jumlah tersebut, sebanyak 899 responden  (46%) berada di wilayah Papua, kemudian 414 responden (21%) berada di Nusa Tenggara Timur, dan 181 responden (9%) berada di Maluku. 

Layananan yang digunakan setelah ada Bakti/APJII
Layananan yang digunakan setelah ada Bakti/APJII

Melihat literasi digital masyarakat di daerah tertinggal yang belum optimal, perusahaan telekomunikasi dan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) pun bahu membahu dalam meningkatkan literasi masyarat dalam menggunakan internet. 

SVP Corporate Communications PT Indosat Tbk. (ISAT) Steve Saerang mengatakan perusahaan mengambil peran besar dalam memberdayakan talenta digital di seluruh negeri, hingga ke daerah pedesaan dan 3T. 

Sebagai bagian dari misi untuk mempercepat transformasi digital nasional, Indosat bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Indosat terlibat dalam program Digital Talent Scholarship (DTS). 

Halaman:
  1. 1
  2. 2
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper