Penipuan Deep Fake RI Melonjak 1.550% di Tahun Pemilu

Rika Anggraeni
Selasa, 3 September 2024 | 20:14 WIB
Ilustrasi Artificial intelligence/Alibaba Cloud
Ilustrasi Artificial intelligence/Alibaba Cloud
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Penyelenggara Sertifikasi Elektronik (PSrE), PT Indonesia Digital Identity (VIDA) mengungkap penipuan deep fake di Indonesia pada masa pemilihan umum (pemilu) mencapai 1.550%.

Hal ini seiring dengan meningkatnya penggunaan teknologi kecerdasan buatan generatif atau Generative Artificial Intelligence (gen-AI). Secara sederhana, deep fake adalah teknologi kecerdasan buatan (AI) yang digunakan untuk membuat gambar, video, atau audio palsu.

Founder dan CEO VIDA Group Niki Luhur mengatakan bahwa keberadaan AI sejatinya telah menyebabkan peningkatan besar dalam penipuan deep fake.

Pada 2022–2023, misalnya, penipuan deep fake tumbuh 1.540% di Asia Pasifik. Penipuan deep fake ini termasuk, foto dan video deep fake, kloning suara, hingga jenis peniruan identitas lainnya.

“Di Indonesia, kami telah melihat penipuan deep fake meningkat sebesar 1.550%. Kenaikan 1.550% antara tahun 2022 dan 2023, satu tahun,” kata Niki dalam acara Vida bertajuk ‘Where's The Fraud?: How Indonesian Businesses Can Safeguard Digital Transactions’ di Jakarta, Selasa (3/9/2024).

Laporan lainnya, Niki menuturkan bahwa laporan Google DeepMind pada Juni 2024 menunjukkan penyalahgunaan AI tertinggi adalah terkait peniruan identitas secara global.

“Peniruan identitas khusus untuk tujuan penipuan,” ungkapnya.

Niki mengungkap bahwa berbagai ancaman digital yang kerap terjadi, termasuk deep fake, penipuan berbasis teknologi AI, pengambilalihan akun (account takeovers), dan serangan social engineering, diketahui telah meningkat hingga 1.550% dalam beberapa tahun terakhir.

Adapun, VIDA meluncurkan VIDA Identity Stack untuk melindungi proses bisnis di Indonesia dengan solusi pencegahan penipuan identitas digital hingga 99,9% yang didesain untuk melindungi bisnis agar aman dan lancar untuk pengalaman pengguna pelanggan.

“Risiko Deepfakes dan penipuan lainnya oleh teknologi AI itu nyata, dan banyak bisnis kehilangan miliaran rupiah karena serangan ini,” ungkapnya.

VIDA Identity Stack mengatasi secara langsung dua masalah utama, yakni kerugian finansial dan menurunnya kepercayaan pada sistem digital.

Niki menyampaikan VIDA juga mempublikasikan laporan riset white paper bertajuk “Where’s The Fraud: Protecting Indonesian Business from AI-Generated Digital Fraud.”

Dalam laporan tersebut ditemukan sebanyak 97% bisnis di Indonesia telah menjadi sasaran serangan social engineering dalam setahun terakhir, dengan phising dan smishing menjadi metode yang paling umum digunakan.

Selain itu, 46% bisnis ini juga tidak memiliki pemahaman teknologi AI yang mendalam untuk mencegah serangan ini. Hal ini menunjukkan urgensi akan  kebutuhan solusi berbasis AI yang komprehensif.

Dalam laporan ini juga menemukan bahwa 84% bisnis telah mengalami identity fraud atau penipuan digital pada tahun lalu, dan 100% dari bisnis dalam survei ini mengutarakan keprihatinannya terhadap risiko yang ditimbulkan oleh teknologi deepfake.

Kemudian, 90% bisnis mengidentifikasi phising sebagai ancaman terbesar mereka, dengan 56% bisnis kesulitan untuk mendeteksi dan mencegah serangan ini.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rika Anggraeni
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper