Efek Kasus Monopoli Search Engine Google, Apple Bisa Rugi US$20 Miliar?

Lorenzo Anugrah Mahardhika
Rabu, 7 Agustus 2024 | 12:02 WIB
Ilustrasi tampilan iOS 18 di iPhone. / dok. Apple
Ilustrasi tampilan iOS 18 di iPhone. / dok. Apple
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Kerja sama bisnis yang menguntungkan antara Apple dan Google terancam berakhir, menyusul putusan bersalah Alphabet, selaku induk usaha Google terkait monopoli mesin pencari (search engine).

Mengutip Reuters pada Rabu (7/8/2024), analis Wall Street menyebut bahwa salah satu solusi potensial bagi Google untuk menghindari tindakan antimonopoli ini adalah memutus kerja sama yang menjadikan mesin pencarinya sebagai search engine bawaan (default) di perangkat Apple.

Analis dari Morgan Stanley menyebut bahwa Google membayar Apple sebanyak US$20 miliar per tahun, atau sekitar 36% dari penghasilannya melalui iklan pencarian yang dilakukan melalui browser Safari, untuk hak istimewa tersebut.

Jika kesepakatan tersebut dibatalkan, Apple dapat mengalami kerugian sebesar 4%—6% terhadap keuntungannya, menurut perkiraan para analis.

Perjanjian tersebut berlaku setidaknya hingga September 2026 dan Apple memiliki hak untuk memperpanjangnya secara sepihak selama dua tahun lagi, menurut laporan media pada bulan Mei yang mengutip dokumen yang diajukan oleh Departemen Kehakiman dalam kasus antimonopoli.

"Hasil yang paling mungkin terjadi saat ini adalah hakim memutuskan Google tidak boleh lagi membayar untuk penempatan default atau perusahaan seperti Apple harus secara proaktif meminta pengguna untuk memilih mesin pencari mereka daripada menetapkan default dan mengizinkan konsumen melakukan perubahan dalam pengaturan jika mereka menginginkannya," kata analis dari Evercore ISI.

Adapun, saham Apple terpantau bergerak datar pada Selasa (6/8/2024) waktu setempat. Kinerja perusahaan yang membuat ponsel iPhone ini terbilang buruk di tengah pemulihan pasar saham setelah aksi jual besar-besaran pada Senin kemarin. 

"Pesannya di sini adalah jika Anda memiliki posisi pasar yang dominan terhadap suatu produk, sebaiknya Anda menghindari penggunaan perjanjian eksklusif dan memastikan perjanjian apa pun yang Anda buat memberikan pembeli kebebasan memilih untuk melakukan substitusi," kata Herbert Hovenkamp, seorang profesor hukum di Universitas Pennsylvania.

Adapun, fase perbaikan ini dinilai dapat memakan waktu lama. Hal ini mengingat potensi banding yang akan dilakukan Google ke Pengadilan Banding AS, Distrik Columbia, dan Mahkamah Agung AS. Perselisihan hukum ini bahkan diprediksi dapat berlangsung hingga 2026 mendatang.


Opsi Lain Jika Apple Lepas dari Google

Di sisi lain, Apple akan memiliki beberapa opsi jika kerja sama dengan Google dibatalkan. Hal ini termasuk menawarkan alternatif seperti Microsoft Bing kepada pelanggan, atau produk pencarian baru yang didukung oleh OpenAI.

Para analis sepakat bahwa keputusan tersebut akan mempercepat langkah Apple menuju layanan pencarian dengan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Baru-baru ini, Apple mengumumkan akan menghadirkan chatbot ChatGPT OpenAI ke perangkatnya.

Dalam langkah pergeseran dari kesepakatan eksklusif yang akan membantu perusahaan menghindari pengawasan peraturan, Apple mengatakan pihaknya sedang dalam pembicaraan dengan Google untuk menambahkan chatbot Gemini dan berencana untuk menambahkan model AI lainnya juga.

Apple juga akan memperbarui Siri dengan teknologi AI. Hal ini akan memberikan Siri kendali lebih besar untuk menangani tugas-tugas yang sebelumnya terbukti rumit seperti menulis email dan berinteraksi dengan pesan.

Meskipun upaya-upaya tersebut diperkirakan hanya menghasilkan sedikit uang di tahun-tahun mendatang, upaya-upaya tersebut dapat membantu memanfaatkan teknologi baru.

"Apple mungkin melihat ini sebagai kemunduran sementara, terutama karena Apple memperoleh banyak keuntungan dari kesepakatan pencarian Google, namun ini juga merupakan peluang bagi mereka untuk beralih ke solusi AI untuk pencarian," kata Gadjo Sevilla, analis di Emarketer.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper