Waspada, Dampak Perubahan Iklim di Indonesia

Redaksi
Selasa, 23 Juli 2024 | 08:49 WIB
Perubahan iklim bisa menyebabkan cuaca yang tak menentu, mulai dari kemarau panjang hingga banjir./ Warga menerobos banjir di Jalan T.B. Simatupang, Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P
Perubahan iklim bisa menyebabkan cuaca yang tak menentu, mulai dari kemarau panjang hingga banjir./ Warga menerobos banjir di Jalan T.B. Simatupang, Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Perubahan iklim yang baru-baru ini terjadi di Asia memiliki berbagai dampak buruk pada setiap negaranya, tak terkecuali Indonesia.

Dilansir dari laman imf.org, negara di kawasan Asia, tidak hanya harus beradaptasi dengan perubahan iklim yang sebagian besar disebabkan oleh gas rumah kaca negara ekonomi maju, tetapi juga harus mengubah strategi pembangunannya guna menanggulangi pemanasan global.

Indonesia sebagai salah satu negara Asia tentu mendapatkan berbagai dampak akibat perubahan tersebut. Berikut adalah dampak-dampak tersebut:

1. Pertanian

Tanpa adanya terobosan teknis, hasil panen padi di Indonesia dapat menurun sebanyak 50 persen pada tahun 2100. Perubahan iklim bisa menyebabkan cuaca yang lebih panas dan mendorong berbagai penyakit dari Indonesia seperti malaria dan demam berdarah ke negara-negara seperti Laos, dimana penyakit tersebut kurang lazim ditemukan.

2. Emisi rumah  kaca

Indonesia sebagai produsen batu bara terbesar kelima di dunia dan eksportir neto terbesar kedua juga menjadi penyebab terjadinya pemanasan global. Meskipun emisi gas rumah kaca di kawasan ini rendah dibandingkan dengan negara-negara maju dalam hal per kapita, hal itu mulai berubah.

3. Hilangnya hutan

Di Indonesia, yang merupakan rumah bagi hutan terluas di dunia, pohon-pohon ditebang guna membuka lahan pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk yang terus bertambah, dan produksi kertas serta minyak kelapa sawit yang merupakan salah satu sumber pendapatan ekspor terbesar.

Deforestasi menyumbang hampir setengah dari emisi Indonesia – lebih banyak daripada bahan bakar fosil, meskipun jumlahnya terus bertambah.

Tak hanya sampai disitu, pembukaan hutan di lahan dan rawa gambut juga dapat menimbulkan masalah tambahan. Pengeringan rawa gambut melepaskan ribuan ton karbon dioksida yang terperangkap di setiap hektar tanah. Masalah bertambah parah ketika petani membakar gambut kering, sehingga melepaskan gas lebih cepat dan menyebabkan asap kebakaran tersebut menelusuri negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia.

4. Musim Kemarau

Perubahan iklim bisa menyebabkan musim kemarau panjang dan berbagai macam masalah. Indonesia memiliki garis pantai terpanjang di dunia dengan panjang 54.700 kilometer, sehingga naiknya permukaan air laut bersamaan dengan musim kemarau yang panjang, akan menyebabkan intrusi salinitas sekaligus merusak pertanian yang subur.

Tak hanya bagi lingkungan, suhu panas ekstrem juga berdampak buruk bagi masyarakat, khususnya pada aspek kesehatan.

Urbanisasi adalah salah satu fenomena yang berkontribusi terhadap perubahan iklim sekaligus memperbesar dampaknya. Para migran dari daerah pedesaan yang berbondong-bondong ke kota dapat memancarkan lebih banyak panas dibanding sebelumnya.

5. Konflik Kebijakan

Sasaran nasional untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil seringkali berbenturan dengan kebijakan untuk menyubsidi biaya produk minyak bumi dan listrik demi kepentingan masyarakat kurang mampu.

Subsidi semacam itu tidak hanya meningkatkan permintaan bahan bakar dan membuat bahan bakar energi terbarukan kurang kompetitif, tetapi juga dapat membebani pemerintah lebih dari yang diperlukan. (Yoga Al Kemal)

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper