Elon Musk Makin Tajir, Pengguna Starlink di Negara Ini Tembus 400.000

Rika Anggraeni
Selasa, 23 Juli 2024 | 09:35 WIB
Satelit SpaceX meluncurkan 12 Starlink dari Florida, Amerika Serikat/dok. Tangkapan layar SpaceX
Satelit SpaceX meluncurkan 12 Starlink dari Florida, Amerika Serikat/dok. Tangkapan layar SpaceX
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — SpaceX milik Elon Musk mengumumkan internet Starlink sudah menjangkau lebih dari 400.000 pelanggan di Kanada.

Melalui akun media sosial di X (sebelumnya Twitter), Elon Musk pun membagikan pencapaian Starlink yang sudah melayani sekitar 3% rumah di Kanada.

“Starlink sekarang menyediakan internet berkecepatan tinggi untuk lebih dari 400.000 pelanggan aktif Kanada, menghubungkan ~3% rumah di seluruh negeri!” tulis akun resmi Starlink di media sosial X, dikutip pada Selasa (23/7/2024).

Melansir dari Benzinga, Selasa (23/7/2024), di Kanada, perangkat keras Starlink standar saat ini dibanderol C$199 (US$145) atau sekitar Rp2,35 juta (asumsi kurs Rp16.201 per dolar AS), didiskon dari harga asli C$499. Sedangkan untuk harga layanan dipatok C$140 per bulan (US$102 per bulan) atau sekitar Rp1,65 juta per bulan.

Perlu diketahui, harga di Kanada secara signifikan lebih rendah daripada di Amerika Serikat (AS), di mana perangkat keras dibanderol US$299 atau sekitar Rp4,84 juta setelah diskon dan layanan dihargai US$120 per bulan atau sekitar Rp1,94 juta tiap bulan.

Secara global, saat ini Starlink telah menghubungkan lebih dari 3 juta orang ke internet di 100 negara, wilayah, dan banyak pasar lainnya.

Menurut studi astronom Jonathan McDowell, SpaceX telah meluncurkan lebih dari 6.700 satelit Starlink hingga saat ini, di mana lebih dari 5.900 berada di orbit operasional.

Pada pekan lalu, SpaceX meluncurkan kendaraan peluncuran Falcon 9 dengan 20 satelit Starlink dari California yang dikerahkan di orbit yang lebih rendah dari perkiraan karena masalah dengan mesin tahap kedua roket.

Meski perusahaan kemudian mencoba menghubungi satelit untuk menaikkan orbit mereka, namun upaya tersebut gagal. Satelit sekarang akan memasuki kembali atmosfer Bumi dan "sepenuhnya mati," SpaceX menginformasikan pada Jumat.

Lebih lanjut, Space X mengatakan akan melakukan penyelidikan penuh dalam koordinasi dengan Federal Aviation Administration (FAA) untuk menentukan penyebab insiden tersebut dan mengambil tindakan korektif di masa depan.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper