Dirjen Aptika Kemenkominfo Semuel Abrijani Pangerapan Mundur, Imbas PDNS Diretas

Rika Anggraeni
Kamis, 4 Juli 2024 | 10:30 WIB
Dirjen Aptika Semuel A. Pangerapan mengumumkan pengunduran diri per 1 Juli 2024/Bisnis.com - Rika Anggraeni
Dirjen Aptika Semuel A. Pangerapan mengumumkan pengunduran diri per 1 Juli 2024/Bisnis.com - Rika Anggraeni
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Semuel A. Pangerapan mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan Direktur Jenderal (Dirjen) Aptika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) imbas peretasan yang terjadi di Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) hingga lebih dari 13 hari. 

Semuel mengumumkan langsun pengunduran dirinya pada Kamis (4/7/2024). 

"Saya menyatakan bahwa per 1 Juli kemarin saya sudah mengajukan secara lisan dan suratnya sudah saya serahkan kemarin pada Menteri Kominfo. Terima kasih atas kerja samanya yang terjalin selama ini, ," kata Semuel kepada awak media. 

Dia menjelaskan alasan dirinya mundur pertama karena kejadian peretasan PDNS. Dia mengaku bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.

"Secara teknis tanggung jawab saya sebagai dirjen pengampu. Saya mengambil tanggung jawab ini. Selesainya di saya seharusnya ditangani dengan baik," kata Semuel.

Sebelumnya, Grup peretas Brain Cipher memenuhi janjinya dengan memberikan kunci Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) secara gratis kepada pemerintah Indonesia. 

Kunci diberikan setelah pemerintah gagal membuka PDNS yang tersandera lebih dari 13 hari. Kunci tersebut membuat data yang terenkripsi dapat dibuka kembali. 

Brain Cipher mengumumkan pemberian kunci lewat di dalam browser khusus di darknet, Rabu (3/7/2024). Brain Cipher menyertakan link download decryptor (kunci) untuk membuka PDN yang terkunci. 

“Ini adalah kali pertama dan terakhir korban menerima kunci secara gratis,” tulis Brain Cipher. 

Mengenai alasan pemberian kunci ini secara gratis yang membuat orang-orang bertanya, Brain Cipher menjelaskan hal tersebut disebabkan negosiasi antara Brain Cipher dan pemerintah Indonesia menemui kebuntuan. 

Brain Cipher menunggu konfirmasi dari pihak kedua untuk memastikan bahwa kunci yang diberikan berfungsi dan data dapat dipulihkan. 

Sementara itu pemerintah belum memberikan keterangan apapun mengenai hal ini. 

“Setelah itu kami akan menghapus data secara permanen,” tulisnya. 

Brain Cipher juga memberitahu bahwa motif peretasan yang dilakukan semata-mata untuk membuktikan bahwa keamanan PDN, tempat ratusan data lembaga dan instansi pemerintah dikumpulkan, sangat lemah dan mudah dibobol. 

Brain Cipher mengeklaim hanya butuh waktu singkat untuk menyusup dan mengunci data-data yang terenkripsi di dalam sana, 

“Kami hanya butuh sedikit waktu untuk membongkar data mengenskripsi beberapa ribu terabyte informasi,” tulisnya. 

Sementara itu berdasarkan informasi yang beredar terdapat 2 ransomware yang digunakan Brain Cipher untuk mengunci data PDN. Pertama, Lockbit untuk di Windows. Kedua, Babuk atau software untuk menjalankan virtual machine di server ESXI. 

Perlu dipastikan kembali mengenai backdoor dari dekriptor yang diberikan oleh Brain Cipher. 

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper