Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) irit bicara saat ditanyakan terkait kabar terbaru sistem layanan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya yang diserang Brain Cipher ransomware pada 20 Juni 2024.
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria hanya mengatakan bahwa kabar terbaru peretasan PDNS 2 bisa ditanyakan ke Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam).
“Itu ke Polhukam tanyanya, karena itu informasinya satu pintu, ya,” kata Nezar saat ditemui di Jakarta, Rabu (3/6/2024).
Nezar juga enggan bicara terkait kunci dekripsi yang akan dirilis secara gratis oleh Brain Cipher pada Rabu.
“Semuanya nanti tanyanya di sana saja [Kemenkopolhukam], saya nggak berkomentar soal itu untuk sementara, nanti ada saatnya, ya,” tuturnya.
Nezar juga tak berkomentar terkait kebocoran data milik Kemenkominfo yang berlalu-lalang di media sosial X (dahulu Twitter) pada Selasa (2/7/2024), di akun @FalconFeedsio, yang diunggah peretas bernama aptikakominfo di Breach Forums.
Dalam tangkapan layar yang dibagikan @FalconFeedsio tertulis bahwa peretas aptikakominfo menjual data Kemenkominfo, yang terdiri dari data pribadi, sistem keamanan lisensi perangkat lunak, dan dokumen kontrak dari Pusat Data Nasional (PDN) dari 2021–2024 senilai US$121.000.
Adapun sampel yang dicantumkan meliputi informasi lisensi perangkat lunak, nomor identitas pribadi (NIK), rincian rekening bank, dan nomor perbankan.