Pemerintah Amerika Serikat (AS) Tuntut Adobe Karena Persulit Pembatalan Langganan

Redaksi
Selasa, 18 Juni 2024 | 09:58 WIB
Logo Adobe di salah satu perkantoran di Amerika Serikat/reuters
Logo Adobe di salah satu perkantoran di Amerika Serikat/reuters
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Amerika Serikat menggugat Adobe, perusahaan perangkat lunak komputer multinasional, dengan tuduhan menyembunyikan biaya mahal dan mempersulit proses pembatalan langganan. 

Gugatan yang diajukan oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat pada Senin lalu, mengklaim bahwa Adobe menjebak pengguna ke dalam langganan selama setahun melalui biaya terminasi dini yang tersembunyi dan berbagai rintangan pembatalan.

Adobe juga dituduh menyembunyikan syarat dari rencana tahunan dengan pembayaran bulanan dalam tulisan yang kecil dan di balik kotak teks opsional dan hyperlink.

Melansir dari The Verge Selasa (18/6/2024), Direktur Biro Perlindungan Konsumen Federal Trade Commission (FTC), Samuel Levine, mengatakan banyak konsumen mengeluhkan praktik bisnis yang dianggap tidak adil ini.

"Orang Amerika bosan dengan perusahaan yang menyembunyikan hal tersebut saat mendaftar berlangganan dan kemudian memasang penghalang ketika mereka mencoba membatalkannya," ungkapnya.

Adobe yang didirikan pada 1982 telah terkenal dengan perangkat lunak yang digunakan untuk mengedit foto dan PDF, termasuk Adobe Photoshop, Illustrator, InDesign dan lainnya. 

Pada sekitar tahun 2012, perusahaan ini beralih ke model penjualan berbasis langganan, meminta pelanggan untuk membayar biaya bulanan atau tahunan.

Model langganan perusahaan ini telah lama membuat frustasi para kreatif yang seringkali dipaksa untuk tetap berlangganan agar dapat terus bekerja.

Dalam gugatan tersebut, proses pendaftaran dan pembatalan layanan berlangganan Adobe tidak jelas. 

Ketika pelanggan mencoba membatalkan, Adobe memaksa mereka untuk melewati proses pembatalan yang "melelahkan dan rumit" yang melibatkan navigasi melalui beberapa halaman web dan pop-up. 

Kemudian, pelanggan dihadapkan pada biaya terminasi dini yang sebelumnya tersembunyi, padahal biayanya dapat mencapai ratusan dolar.

Gugatan tersebut juga menjelaskan tentang sulitnya mencoba membatalkan langganan via telepon. Pelanggan dipaksa mengulang keluhan ketika sambungan mereka terputus. Praktik ini melanggar undang-undang federal yang telah dirancang untuk melindungi konsumen, menurut gugatan tersebut.

Para eksekutif Adobe juga tergugat dalam dakwaan Departemen Kehakiman AS. 

Wakil Presiden Senior Pasar Digital dan Penjualan Maninder Sawhney dan Presiden Bisnis Media Digital David Wadhwani diklaim memiliki otoritas untuk mengendalikan atau berpartisipasi dalam tindakan dan praktik Adobe. 

Dilansir dari BBC, Adobe telah menolak mengubah perilakunya karena akan merugikan perusahaan secara finansial.

Perwakilan dari Adobe Dana Rao mengungkapkan perusahaan menolak klaim tersebut dan mengatakan akan melawan gugatannya.

“Kami transparan dengan syarat dan ketentuan perjanjian berlangganan kami dan memiliki proses pembatalan yang sederhana,” ungkapnya. (Muhammad Diva Farel Ramadhan)

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Redaksi
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper