Rumor ByteDance PHK Karyawan TikTok Tokopedia, Pengamat: Bakal Lebih Banyak

Rika Anggraeni
Rabu, 12 Juni 2024 | 19:11 WIB
Logo ByteDance
Logo ByteDance
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Pengamat digital memperkirakan jumlah karyawan yang terdampak oleh rencana perampingan ByteDance, induk TikTok, akan lebih dari 450 karyawan, seandainya kabar tersebut benar. Hal dilakukan untuk membuat gerak ByteDance di bisnis e-commerce lebih lincah dan berkelanjutan usai mengakui sisi 75% saham Tokopedia

Sebelumnya, sumber anonim Bloomberg menyampaikan ByteDance akan melakukan PHK massal pada bulan ini. Jumlah sementara ada 450 karyawan yang terdampak. Jumlah dapat berfluktuasi seiring perubahan kondisi. 

Efisiensi ini disebut sebagai tanda bahwa raksasa media sosial China tersebut tengah melakukan perombakan terhadap operasi e-commerce di Indonesia, berupaya menghilangkan biaya setelah menggabungkan TikTok Shop dengan Tokopedia milik GoTo Group dalam kesepakatan senilai US$1,5 miliar. 

Direktur Ekonomi Digital dan Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan bahwa aksi akuisisi yang dilakukan TikTok Shop dan Tokopedia memicu konsekuensi efisiensi operasional yang mengakibatkan potensi pengurangan karyawan.

Pasalnya, TikTok Shop memiliki divisi yang sama dengan divisi di Tokopedia. Artinya, Bytedance memiliki peluang untuk melakukan efisiensi.

“Bahkan proses merger ini belum akan berhenti pada PHK karyawan ini saja, bisa jadi ke depan akan ada proses PHK lagi atau penutupan sebagian unit usaha yang dirasa menjadi beban perusahaan merger. Jadi kemungkinan akan ada langkah lanjutannya,” kata Huda kepada Bisnis, Rabu (12/6/2024).

Huda menuturkan ancaman PHK yang mungkin terjadi tidak hanya berlaku untuk TikTok-Tokopedia, melainkan juga startup digital lainnya, terutama di tengah masa sulit pendanaan.

“Selama pendanaan masih susah, ancaman PHK masih akan terus terjadi,” ungkapnya.

Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi mengatakan bahwa tindak lanjut dari aksi korporasi seperti merger dan akuisisi memicu efisiensi operasional yang berujung pengurangan karyawan. Bahkan, secara global, Heru menyebut efisiensi diperkirakan masih terus bergulir hingga 2024.

Ke depan, Heru menyebut industri fintech P2P lending juga akan mengalami efisiensi karyawan seiring bertambahnya jumlah gagal bayar (galbay).

“Potensi P2P lending terkena imbas dari banyaknya gagal bayar ini cukup besar, ketika perusahaan terdampak tentu akan berdampak pada efisiensi perusahaan dalam skal kecil maupun besar, termasuk PHK,” tandasnya.

Bisnis telah menghubungi pihak Tokopedia dan TikTok mengenai kabar efisiensi ini. Namun, hingga berita ini diturunkan keduanya belum membalas.

Sementara itu, Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertransgi) DKI Jakarta memberikan penjelasan terkait dengan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan TikTok-Tokopedia yang dikabarkan akan terjadi pada bulan ini.

Kepala Disnakertransgi DKI, Hari Nugroho, mengatakan bahwa belum ada pemberitahuan PHK dari kantor pusat maupun cabang perusahaan tersebut kepada pihaknya.

“Untuk sementara ini belum ada pemberitahuan,” katanya saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (12/6/2024).

Menurut Hari, kantor pusat TikTok-Tokopedia berlokasi di Jakarta Selatan, sementara terdapat dua kantor cabang di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Pusat.

Hingga kini, belum ada pihak yang mencatatkan secara resmi perihal pemutusan hubungan kerja tersebut.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper