Bisnis.com, JAKARTA - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menyampaikan bahwa Starlink tidak memiliki batas waktu untuk melakukan promosi. Namun, ‘wasit’ persaingan usaha itu meminta Starlink Indonesia diskon perangkat tidak diberikan selamanya.
“Untuk promosi kami tidak ada batas waktu,” kata Anggota KPPU Hilman Pujana kepada Bisnis, Rabu (19/5/2024).
Hilman juga mengatakan berdasarkan base and theory, belum terlihat praktik predatory pricing di Starlink.
Dia menjelaskan predatory pricing merupakan sebuah praktik yang tujuannya menyingkirkan pesaing. Pelaku usaha menjual layanan di bawah harga hingga akhirnya pesaingnya keluar dari pasar, dan tersisa perusahaan yang banting harga itu sendirian.
“Saat dia sudah menjadi monopolis dan tidak ada kemungkinan pelain lain masuk maka dia bisa eksploitasi pasar. Konteksnya seperti itu. KPPU tidak menetapkan promosi boleh berapa lama,” kata Hilman.
Sebelumnya, SpaceX memangkas harga perangkat keras internet Starlink hingga 40% dari Rp7,8 juta menjadi Rp4,7 juta. Praktik ini juga dilakukan di Malaysia, dengan potongan harga sebesar 50%.
Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi mengatakan pemangkasan harga perangkat keras Starlink menimbulkan pertanyaan di pasar perihal harga langganan bulanan yang ditawarkan.
Apakah Starlink akan menyediakan model penawaran baru alias promosi atau tetap dengan harga yanga sama sebesar Rp750.000 per bulan untuk paket yang termurah.
“Ini [harga layanan Starlink] memang harus dipantau karena banyak pemain-pemain dari luar untuk masuk pasar Indonesia mereka melakukan strategi predatory pricing. Jadi nanti harganya dijual semurah mungkin agar orang menggunakan layanan mereka, beralih dari pengguna seluler atau ISP ke layanan yang baru,” kata Heru kepada Bisnis, Senin (20/5/2024).
Heru menuturkan saat Starlink menggunakan strategi predatory pricing, maka pemain telekomunikasi lokal akan tergerus dan kolaps.