Bisnis.com, JAKARTA - Korea Utara mengungkapkan bahwa roket yang membawa satelit mata-mata mengalami ledakan di tengah penerbangan.Peluncuran satelit pengintai Malligyong-1-1 meledak di udara selama penerbangan pertama dan gagal diluncurkan.
Badan Antariksa Korea Utara menyatakan sebuah pernyataan yang disiarkan oleh media pemerintah menambahkan “penyebab kecelakaan itu adalah keandalan oksigen cair dan mesin oli yang baru dikembangkan."
Pengakuan itu muncul setelah militer Korea Selatan melaporkan adanya peluncuran “proyektil tak dikenal." Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan militer mereka menemukan sejumlah besar puing di perairan Korea Utara.
“Militer kami berhasil mendeteksi sekitar pukul 22:44 (20.44 WIB) pada hari Senin (27/05/2024) lintasan yang diduga merupakan satelit pengintai militer Korea Utara yang ditembakkan dari daerah Tongchang-ri di provinsi Pyongan Utara ke arah selatan,” kata kepala staf gabungan Seoul.
Jepang juga telah mengeluarkan peringatan darurat yang memerintahkan evakuasi di prefektur Okinawa selatan. Setelah memperkirakan bahwa roket tersebut tidak akan terbang di atas wilayah Jepang, pemerintah mencabut peringatannya..
Melansir dari Al Jazeera Selasa (28/05/2024), Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshimasa Hayashi menyatakan bahwa pihaknya meyakini Korea Utara berusaha melakukan peluncuran menggunakan teknologi rudal balistik untuk mengirim satelit.
"Diperkirakan roket tersebut menghilang di atas Laut Kuning dan tidak ada objek yang berhasil ditempatkan di luar angkasa," ujarnya.
Sebelumnya, Korea Utara telah berhasil meluncurkan satelit pengintai pertamanya pada bulan November lalu, yang menuai kecaman internasional, dan AS menyebutnya sebagai “pelanggaran terang-terangan” terhadap sanksi PBB.
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, menyatakan pada hari Senin bahwa peluncuran satelit lainnya oleh Korea Utara akan merusak perdamaian dan stabilitas regional dan global. Dia mendesak Pyongyang untuk tidak melanjutkannya.
Pada hari yang sama, militer Korea Selatan mengadakan penerbangan formasi serangan dan latihan serangan untuk menunjukkan kemampuan dan kemauan kuat militer mereka sebagai respons terhadap pemberitahuan Korea Utara kepada Jepang mengenai rencana peluncuran satelit pada tanggal 4 Juni.
Para ahli berpendapat bahwa satelit mata-mata tersebut dapat meningkatkan kemampuan pengumpulan intelijen Korea Utara, terutama terhadap Korea Selatan, dan menyediakan data penting dalam setiap konflik militer.
Amerika Serikat dan Seoul telah menuduh Korea Utara mengirimkan senjata kepada Moskow untuk digunakan dalam perang di Ukraina sebagai imbalan atas bantuan teknis.
Menurut laporan Yonhap, kantor berita Korea Selatan, sekelompok insinyur Rusia masuk ke Korea Utara untuk membantu persiapan peluncuran.
(Muhammad Diva Farel Ramadhan)