RI Disebut Negara yang Tepat untuk Investasi AI dan Data Center Microsoft

Rika Anggraeni
Selasa, 30 April 2024 | 21:02 WIB
Deretan kabel dan lampu yang menyala di pusat data (data center) yang berlokasi di Moskow, Rusia, pada Rabu (19/1/2022). - Bloomberg/Andrey Rudkov
Deretan kabel dan lampu yang menyala di pusat data (data center) yang berlokasi di Moskow, Rusia, pada Rabu (19/1/2022). - Bloomberg/Andrey Rudkov
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Pengamat teknologi meminta agar Microsoft serius dalam berinvestasi di Indonesia Pasalnya, Tanah Air merupakah wilayah yang subur bagi bisnis data center dan kecerdasan buatan (AI) mengingat jumlah pengguna internet yang besar hingga 200 juta lebih.

CEO Microsoft Satya Nadella akan menanamkan investasi senilai US$1,7 miliar atau sekitar Rp27,6 triliun di Indonesia, usai bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka pada Selasa (30/4/2024).

Adapun dalam kunjungan ke Indonesia, Satya Nadella disebut-sebut akan membangun data center atau pusat data di Tanah Air.

Direktur Eksekutif di Indonesia ICT Institute menilai bahwa langkah Microsoft yang ingin menginvestasikan dananya untuk membangun data center karena Indonesia yang memiliki pasar yang besar.

Heru mengatakan bahwa pengguna ponsel di Indonesia mencapai di atas 350 juta dengan pengguna internet sebanyak 220 juta.

“Ditambah lagi, saat ini pembangunan data center sulit dilakukan di Singapura karena ada kendala listrik, sehingga Indonesia jadi pilihan,” kata Heru kepada Bisnis, Selasa (30/4/2024).

Terlebih, ungkap Heru, jalur serat optik Asia Pasifik berubah akibat geopolitik. “Dari yang tadinya ke arah Singapura-Hong Kong-AS pindah ke perairan Indonesia menuju Guam dan AS,” tambahnya.

Namun, dia menyambut baik investasi asing sepanjang langkah itu dilakukan dengan benar, baik secara komitmen, nilai, dan mengikuti aturan yang ada di Indonesia. Serta, membuka lapangan kerja dan alih teknologi.

“Jangan sampai ita hanya pasar dan seolah investasi tetapi hanya memindahkan lokasi data center di mana nanti kemudian tenaga kerjanya diambil dari luar Indonesia,” ujarnya.=

Untuk itu, dia berharap investasi yang masuk membawa nilai dan berdampak bagi perkembangan dunia digital Indonesia dan ekonomi.

“Kita sebagai bangsa harus cerdas. Sebab, banyak klaim investasi di Indonesia khususnya sektor digital, ternyata hanya menjadikan Indonesia sebagai pasar, itu bukan investasi, tetapi jualan. Seperti dalam masuknya Starlink, kan mereka jualan layanan, bukan investasi,” tandasnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper