Bisnis.com, JAKARTA — Samsung Electronics memperkirakan permintaan untuk kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) akan tetap kuat di paruh kedua tahun ini, sehingga mendorong penjualan chip memori dan perangkat teknologi.
Dilansir dari Reuters, Selasa (30/4/2024), penjualan chip memori perusahaan asal Korea Selatan ini hampir dua kali lipat pada kuartal I dari tahun sebelumnya karena harga naik tajam dari kemerosotan yang parah yang disebabkan AI.
“Pada paruh kedua 2024, kondisi bisnis diperkirakan akan tetap positif dengan permintaan, terutama seputar kecerdasan buatan generatif tetap kuat, meskipun volatilitas yang berlanjut terkait tren makroekonomi dan isu geopolitik,” kata Samsung dalam pernyataan.
Samsung Electronics menyampaikan bahwa laba operasional naik menjadi 6,6 triliun won (US$4,8 miliar) atau sekitar Rp78,14 triliun (kurs Rp16.279 per dolar AS) pada Januari—Maret, naik dari 640 miliar won tahun sebelumnya.
Laba operasional itu sesuai dengan perkiraan sendiri dari Samsung sebesar 6,6 triliun won yang diumumkan awal bulan ini, laba operasional tertingginya sejak kuartal III/2022.
Sementara itu, pendapatan kuartal I/2024 naik 13% menjadi 71,9 triliun won, termasuk kenaikan pendapatan chip memori sebesar 96% menjadi 17,49 triliun won.
Divisi chip, bisnis cash cow Samsung secara historis yang biasanya menyumbang dua pertiga dari laba operasional perusahaan, berbalik menjadi laba sebesar 1,91 triliun won pada Maret dari kerugian 4,58 triliun won tahun sebelumnya.
Bisnis chip memori Samsung melaporkan laba untuk pertama kalinya sejak kuartal III/2022 karena pelanggan membeli chip dengan antisipasi harga akan naik lebih lanjut di masa depan.