Paper.id Ungkap Perjuangan Bantu Digitalisasi Segmen UMKM B2B

Aziz Rahardyan
Minggu, 28 April 2024 | 03:00 WIB
UMKM menggunakan internet rumah untuk mengakses aplikasi/dok. Telkom
UMKM menggunakan internet rumah untuk mengakses aplikasi/dok. Telkom
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku UMKM segmen business-to-business (B2B) kerap memiliki masalah klasik yang membuat mereka sulit berkembang, yaitu kekurangan arus kas untuk mengakomodasi utang-utang pembayaran tempo.

CEO & Co-Founder PT Pakar Digital Global (Paper.id) Yosia Sugialam mengungkap bahwa komitmen untuk menyelesaikan masalah klasik itulah yang membuat startup-nya berkembang dan telah mampu membantu transformasi digital pada lebih dari 500.000 UMKM B2B di Indonesia.

"Pelaku UMKM B2B seperti suplier bahan baku restoran, warung, atau coffee shop, biasanya punya arus kas yang menantang karena aktivitas utang pembayaran tempo. Bahkan, banyak dari mereka sampai tidak berani menambah kostumer baru karena takut kasnya tidak cukup," jelasnya dalam acara diskusi  bersama media, dikutip Sabtu (27/4/2024).

Yosia menceritakan kondisi itu pun merupakan pengalaman pribadinya, sebab keluarganya juga pelaku UMKM B2B di bidang suplier gula ke hotel dan rumah makan di kawasan Surabaya, Jawa Timur.

Kala itu, ekosistem UMKM B2B masih sangat konvensional, sehingga aktivitas menyerahkan invoice, purchase order (PO), atau tagihan, masih dilakukan secara manual dan tatap muka. Selain itu, setiap UMKM B2B mengakomodasi bayar tempo 30-90 hari melalui modal sendiri.

"Waktu itu di salah satu hotel rekanan bisnis keluarga, saya harus menunggu sekitar 1,5 jam, hanya untuk antre memberikan invoice bermaterai, kemudian dicocokkan dengan PO, sampai menerima pembayaran. Padahal, gulanya sudah dikirim dua minggu lalu. Fenomena itu mendorong saya ingin membantu digitalisasi para pelaku UMKM," tambah Yosia.

Pria lulusan University of California, Los Angeles dan Loyola Marymount itu pun memutuskan membuat Paper.id pada 2017 untuk mendemokratisasi akses terhadap solusi keuangan yang canggih bagi para pelaku UMKM B2B di Indonesia. 

Lewat digitalisasi Paper.id, selain mempermudah invoicing dan proses pembayaran, transparansi data pada setiap transaksi juga bisa dimanfaatkan lembaga keuangan untuk memberikan solusi financing yang sesuai dengan para pelaku UMKM terkait.

"Saat ini, kami sudah membantu proses transaksi sampai US$1,5 miliar atau hampir Rp25 triliun dalam setahun. Mayoritas percaya pada Paper.id karena kami mampu memberikan penguatan arus kas. Karena utang-utang bayar tempo itu tidak harus ditanggung dengan modal sendiri. Digitalisasi membuat mereka dipercaya lembaga financing," ungkapnya.

Sebagai contoh, saat ini 70% dari transaksi di Paper.id adalah pembayaran tempo via kartu kredit UMKM. Sejak 2023, Paper.id pun memiliki PaperCard bekerja sama dengan BRI yang mengakomodasi kartu kredit khusus bisnis UMKM.

Limit kartu kredit personal terlalu kecil untuk pelaku UMKM B2B. Sementara untuk mengambil kartu kredit korporasi, biasanya bank mewajibkan adanya uang jaminan yang jumlahnya senilai limit. 

"Jadi kartu kredit buat UMKM yang modalnya pas-pasan itu belum ada. Padahal, mereka juga butuh. Itulah kenapa kami meluncurkan PaperCard agar UMKM punya limit kredit yang pas dengan tempo 55 hari, di mana akan sangat penting buat fleksibilitas arus kas dalam operasional sehari-hari," tutupnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper