Bisnis.com, JAKARTA - PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. mencatat jumlah pengguna fixed mobile convergence (FMC) sekitar 4 juta pengguna dengan tingkat penetrasi mencapai 45% pada kuartal I/2024.
Pengguna FMC adalah masyarakat yang memakai dua layanan Telkom sekaligus yaitu layanan mobile (Telkomsel) dan layanan internet tetap (IndiHome).
Pada kuartal I/2024 jumlah pengguna seluler Telkomsel mencapai 159,6 juta, sementara pengguna IndiHome mencapai 8,9 juta pengguna ritel. Penetrasi FMC menjadi salah satu parameter untuk mengukur tingkat keberhasilan Telkomsel dalam melakukan cross selling.
Selain mendorong cross selling, integrasi IndiHome ke Telkomsel juga menghadirkan efisiensi bisnis termasuk ongkos pemasaran yang lebih ringan. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, beban pemasaran Telkom turun 17,26% YoY pada kuartal I/2024.
FMC merupakan bagian dari Strategi 5 Bold Moves Telkom, yang bertujuan untuk membuat perusahaan makin kompetitif di bidang konektivitas digital, platform digital, dan layanan digital. Strategi ini juga bertujuan untuk menciptakan nilai yang lebih tinggi bagi para pemangku kepentingan Perseroan.
Dengan menerapkan strategi 5 Bold Moves, Telkom Group berupaya melakukan diversifikasi dan memperluas bentuk pangsa pasarnya ke bisnis B2B sekaligus mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar B2C telekomunikasi dalam negeri.
“Kami berpandangan bahwa strategi 5 Langkah Berani dapat memaksimalkan peluang dan penciptaan nilai bagi grup,” dikutip dari Info Memo Telkom, Selasa (23/4/2024).
Adapun, selama kuartal pertama tahun 2024, Telkom secara strategis menginvestasikan Rp5,1 triliun (13,6% dari total pendapatan) dalam belanja modal (capex) untuk memperkuat infrastruktur jaringan dan meningkatkan pengalaman pelanggan.
Selaras dengan strategi FMC, Telkom memprioritaskan optimalisasi nilai sinergi belanja modal di seluruh jaringan akses, backbone, dan sistem TI untuk efisiensi yang lebih baik.
Investasi strategis ini mendanai proyek-proyek besar sepanjang periode tersebut, termasuk penerapan base transceiver station (BTS) 4G dan 5G, pembangunan satelit high-throughput (HTS) di 113 titik orbit Timur, pembangunan kabel bawah laut internasional, serta pengembangan Hyperscale Data Center di Cikarang dan Batam.
Dari sisi pemasukan, Telkom mencetak pendapatan sebesar Rp37,42 triliun pada kuartal I/2024 atau naik 3,6% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp36,09 triliun. Bisnis mobile, konsumer dan wholesale Telkom kompak mengalami pertumbuhan.