Pemain Data Center Butuh Dukungan Listrik Lebih Besar Akibat AI

Rika Anggraeni
Senin, 22 April 2024 | 18:15 WIB
Pusat data di kantor pusat Samsung Electronics Co. di Suwon, Korea Selatan/Bloomberg
Pusat data di kantor pusat Samsung Electronics Co. di Suwon, Korea Selatan/Bloomberg
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Pemain data center di Indonesia membutuhkan dukungan listrik lebih besar akibat penggunaan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang makin masif.

Ketua Umum Asosiasi Data Center Indonesia (IDPRO) Hendra Suryakusuma mengatakan bahwa data Colliers menunjukkan pertumbuhan kapasitas energi data center di Indonesia diindikasi akan mencapai sekitar 2,3 gigawatt (GW) pada 2030.

“Salah satu pertumbuhan itu disebabkan oleh adanya penggunaan terkait AI,” kata Hendra saat dihubungi Bisnis, Senin (22/4/2024).

Dengan adanya AI, maka proses menganalisis data yang sebelumnya menggunakan model CPU (centralized processing unit), kini memakai tenaga yang lebih kuat.

“Sehingga yang sebelumnya listrik satu rak itu sekitar butuh average di 6 kilowatt, dengan adanya AI ini satu rak itu bisa sampai 50 kilowatt. Artinya, 50.000 watt,” ungkapnya.

Sementara itu, Hendra menyampaikan bahwa rata-rata kebutuhan listrik rumah di Jakarta hanya sekitar 3.000 watt. “Jadi memang ada ada indikasi bahwa pertumbuhan kapasitas energi yang kita serap di industri ini akan sangat cepat,” sambungnya.

Pada perkembangan lain, bisnis data center berbasis AI akan dilakukan PT Indosat Tbk. (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison bersama dengan NVIDIA yang bakal digarap di Solo Techno Park.

SVP Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchison Steve Saerang menyampaikan bahwa pada kuartal I/2024, Indosat menandatangani Nota Kesepahaman dengan NVIDIA untuk mendirikan pusat data yang diperkuat dengan chip AI terkini.

Steve mengatakan bahwa melalui pusat data berbasis AI ini, Indosat bertujuan menyediakan layanan superkomputasi cloud yang andal dan mendorong inovasi bagi penggunanya.

Terpilihnya Solo dalam proyek pengembangan data center AI dilatarbelakangi tiga hal. Pertama, budaya. Menurut Steve, jika memiliki budaya yang kuat, menandakan etos kerja yang tinggi.

Kedua, universitas di Solo juga mendukung AI. “Misalnya, ada research yang dibutuhkan, maka bisa kolaborasi dengan universitas tersebut,” ujarnya.

Ketiga, Steve menuturkan bahwa pemerintah kota Solo juga siap dan mendukung pengembangan pusat data AI. “Karena tempatnya sudah dikasih Solo Techno Park. Itu kenapa Solo menjadi keputusan bersama untuk menjadikannya sebagai center of excellence di AI,” jelasnya.

Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan bahwa emiten bersandi saham ISAT dan NVIDIA berkomitmen untuk membangun pusat AI bernama Indonesian AI Nation di Solo, Jawa Tengah dengan nilai investasi mencapai US$200 juta dolar atau sekitar Rp3,18 triliun.

Budi menuturkan bahwa Presiden Direktur Indosat Vikram Sinha dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka juga telah melakukan pembicaraan mengenai hal ini. Rencana pembangunan pusat AI tersebut akan dilakukan dalam waktu dekat.

“Sebentar lagi, ini kan pondasinya kita bangun bahwa kita akan bangun pusat AI Indonesia. NVIDIA kan perusahan cip. Pabrik juga, detailnya nanti tunggu saja kabarnya baru bahwa ada komitmen ini, lho. Nanti skemanya apa ini masih dirapihkan dalam wktu dekat,” ujar Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper