Iran vs Israel Memanas, Bisnis Data Center ISAT - MORA Terdampak?

Rika Anggraeni
Senin, 22 April 2024 | 15:54 WIB
Tumpukan perangkat server di pusat data (data center) - Bloomberg
Tumpukan perangkat server di pusat data (data center) - Bloomberg
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Ketegangan geopolitik yang terjadi antara IranIsrael hingga melemahnya nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat (AS) dikhawatirkan berdampak pada bisnis data center di Indonesia. PT Indosat Tbk. dan PT Mora Telematika Indonesia Tbk. (MORA) angkat bicara.

Ketua Umum Asosiasi Data Center Indonesia (IDPRO) Hendra Suryakusuma mengatakan bahwa dampak langsung yang terjadi akibat perang Iran—Israel dan nilai dolar yang menguat ke bisnis data center Indonesia belum dapat diketahui.

Namun, Hendra menyampaikan bahwa perang tersebut memicu dampak tidak langsung (indirect impact).

“Kalau kita lihat dengan adanya perang itu [Iran-Israel] potensinya harga minyak dunia akan naik. Jadi harga energi naik dan itu akan menimbulkan inflasi dan inflasi ini biasanya menimbulkan stagnansi di sisi investment,” kata Hendra kepada Bisnis, Senin (22/4/2024).

Untuk itu, Hendra mengimbau agar pemain data center melakukan efisiensi tarif listrik sebagai bentuk antisipasi dari konflik Iran-Israel.

“Kalau yang saya lihat ini yang harus kita antisipasi adalah mencoba untuk memikirkan bagaimana kita bisa mengefisiensikan tarif listrik di Indonesia yang saat ini memang dimonopoli oleh PLN,” ungkapnya.

Dari sisi pemain telekomunikasi, PT Indosat Tbk. (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison melihat bahwa situasi geopolitik dan melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak berdampak signifkan pada bisnis pusat data perusahaan.

“Lanskap geopolitik dan fluktuasi nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap rupiah tidak memberikan dampak signifikan pada bisnis pusat data Indosat, mengingat sebagian besar operasinya dilakukan dalam rupiah,” kata SVP Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchison Steve Saerang kepada Bisnis.

Indosat meningkatkan kolaborasi dengan Telkom khususnya pada bidang data center atau pusat data. Kerja sama kedua perusahaan telekomunikasi itu bertujuan untuk mendorong Indonesia menjadi pemain AI cloud nation dunia.

Kolaborasi yang dilakukan Indosat dengan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) membuat Indonesia memiliki kemampuan dan kapabilitas artificial intelligence (AI) pada bisnis data center.

Adapun, ISAT telah mengumumkan kinerja sepanjang 2023 di mana perusahaan yang mayoritas dikuasai oleh Ooredoo Hutchison Asia Pte.Ltd ini mencatatkan pertumbuhan pendapatan. Namun, laba perseroan mengalami kontraksi.
 
ISAT mencetak pendapatan Rp51,22 triliun, naik 9,57% year-on-year/YoY dengan laba laba bersih Rp4,5 triliun, turun 4,95% YoY.

Senada, PT Mora Telematika Indonesia Tbk. (MORA) atau Moratelindo juga menyampaikan bahwa saat ini, perang geopolitik antara Iran-Israel belum terdampak langsung secara signifikan terhadap bisnis data center perusahaan.

“Terkait nilai tukar, transaksi kami mayoritas dalam rupiah sehingga fluktuasi nilai tukar dollar AS tidak terlalu berdampak signifikan terhadap perusahaan kami,” ungkap Chief Financial Officer Moratelindo Genta Andhika Putra kepada Bisnis.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan berfluktuasi namun berisiko ditutup melemah pada rentang Rp16.210-Rp16.300 pada perdagangan awal pekan hari ini, Senin (22/4/2024), seiring dengan memanasnya konflik antara Iran dan Israel.

Pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (19/4/2024), rupiah ditutup melemah dengan turun 81 poin atau 0,50% ke Rp16.260 per dolar AS. Pada saat yang sama indeks dolar AS melemah 0,09% ke 106,05.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam risetnya menjelaskan sentimen datang dari beragam data AS yang menunjukkan Federal Reserve kemungkinan akan menunda penurunan suku bunga pertamanya sejak tahun 2020. Selain itu, memanasnya eskalasi Iran-Israel juga menjadi fokus.

Presiden Fed New York John Williams juga mengatakan tidak ada kebutuhan mendesak untuk menurunkan suku bunga saat ini, mengingat kekuatan perekonomian AS.

Di sisi lain, eskalasi Iran-Israel menjadi fokus setelah laporan ledakan yang terjadi di beberapa wilayah Iran. Beberapa outlet media AS melaporakn para pejabat AS mengatakan Israel telah melakukan serangan balik terhadap Iran atas serangan minggu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper