Bisnis.com, SLEMAN - Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria menyampaikan pengembangan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) di Indonesia relatif lebih canggih dibanding negara-negara lain di Asia Tenggara.
Pemerintah Indonesia dan seluruh pemangku kepentingan secara bergotong royong =terus berupaya untuk menghadirkan AI yang bertanggung jawab, yang memberi manfaat bagi masyarakat.
"Kita punya sekitar 100 startup yang bergerak dengan tujuan untuk mengembangkan AI ini. Kita juga melihat, bagaimana sejumlah perusahaan teknologi global juga ikut serta melakukan transfer of knowledge dalam pengembangan AI ini," jelasnya pada Jumat (8/3/2024).
Dalam diskusi yang digelar di Balai Senat Universitas Gadjah Mada (UGM), Bulaksumur, Kabupaten Sleman, Nezar memaparkan hubungan antara pengembangan AI dengan isu geopolitik. Selama ini, pengembangan AI didominasi oleh negara maju atau Global North, sementara negara-negara berkembang atau Global South lebih banyak menjadi penonton.
Untuk menyeimbangkan hubungan antara dua kutub dunia itu, PBB melalui UNESCO telah menggandeng 180 negara di dunia untuk menyusun panduan etik pengembangan AI di tingkat global. Nezar menyebut, Indonesia yang jadi bagian dari proyek besar itu punya peran yang cukup strategis.
"Saya kira Indonesia di Asia Tenggara memainkan peranan yang sangat penting. Pertama, karena kita adalah satu-satunya bangsa di Asia Tenggara yang selain populasinya paling besar, tapi juga punya potensi ekonomi digital yang luar biasa," kata Nezar.
Mengutip data World Economic Forum, Nezar menyebut bahwa pada tahun 2030, potensi ekonomi digital di Indonesia bisa mencapai US$366 miliar. Di kawasan Asia Tenggara, potensinya berkisar di angka US$1 triliun. Artinya 40% potensi ekonomi digital di kawasan tersebut berpeluang ditopang oleh Indonesia.
"Pemerintah coba mengantisipasi ini dengan menerapkan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial, ini sudah dilakukan pada 2020 tetapi jangkauannya hanya 4 tahun. Sekarang kami lihat setelah muncul generative AI, strategi nasional harus diperbarui lagi," jelas Nezar.
Selain dari sisi regulasi, Nezar menyampaikan bahwa pemerintah bakal mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan kompetensi yang sejalan dengan kebutuhan ekonomi digital di masa mendatang.
"Kami berkomitmen untuk memberikan sejumlah program penguatan kapasitas pengetahuan dan keterampilan mengenai AI ini lewat program Digital Talent Scholarship. Di sana, ada sejumlah beasiswa yang kami rancang dan berikan kepada mereka yang berminat," jelas Nezar.
Adapun pengembangan dan riset AI bakal diserahkan sepenuhnya kepada dunia industri, perguruan tinggi, serta sekolah yang fokus pada pengembangan teknologi tersebut.