Bisnis.com, JAKARTA - Layanan streaming service milik PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) mendorong penguatan konten lokal pada layanan over the top yang beroperasi di Tanah Air.
CEO Vidio Sutanto Hartono menyebut istilah local pride tidak bisa diklaim hanya dengan satu konten Indonesia yang berhasil meraih banyak penonton. Termasuk saat disiarkan oleh OTT asing.
“Ada beberapa perusahaan asing yang dengan gampangnya mengklaim bahwa mereka adalah local pride. Namun, bagi kami, local pride tidak bisa disebutkan dengan prestasi membeli satu konten Indonesia dan konten tersebut berhasil meraih banyak pelanggan,” kata Sutanto pada wartawan di acara konferensi pers Vidio Original Series 2024, Kamis (29/2/2024).
Sutanto mengatakan, yang dapat dikatakan local pride merupakan sebuah usaha yang melibatkan berbagai elemen masyarakat untuk membangun sebuah ekosistem ekonomi konten kreatif.
Menurutnya setelah ekosistem tersebut terbangun, konten Indonesia bisa makin besar secara skala, dan akhirnya bisa menembus pasar dunia.
Oleh karena itu, bagi Vidio, kata Sutanto, yang disebut local pride butuh komitmen yang sangat besar, bukan hanya membeli sebuah karya anak bangsa semata. “Itulah komitmen yang dibutuhkan,” ujar Sutanto.
Diketahui, Vidio adalah streaming service yang menyediakan konten olahraga lokal dan internasional, original series Vidio, dan serial pilihan dari Indonesia, Korea, Thailand, India.
Dari pertama kali berdiri pada 2019 hingga saat ini, Vidio telah merilis 77 judul original yang menjadikan perusahaan sebagai platform OTT dengan judul konten original paling banyak dari seluruh OTT di Indonesia.
Lebih lanjut, dari data Vidio, perusahaan ini telah sukses memimpin pasar OTT Indonesia dengan jumlah pelanggan terbanyak pada 2023.
Selain itu, perusahaan ini juga menjadi satu-satunya OTT yang berhasil menembus lebih dari 4 juta pelanggan. Angka inipun diklaim telah mengalahkan sejumlah pemain global di Indonesia.