Bisnis.com, JAKARTA - Ketiga calon presiden telah memaparkan visi untuk memajukan industri teknologi informasi di Tanah Air. Anies Baswedan mendorong produsen smartphone asing seperti Apple dan Samsung membangun pabrik di Indonesia melalui skema kolaborasi. Sementara itu, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto membahas soal internet gratis.
Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan bakal melibatkan seluruh pemangku kepentingan di industri ponsel baik BUMN ataupun swasta seperti Apple, Samsung dan lain sebagainya, untuk membangun pabrik smartphone di Indonesia.
Anies mengatakan nantinya pemerintah akan menanyakan kendala pembuatan pabrik ponsel selama ini, sehingga dapat memfasilitasi dan membuat industri ponsel di Indonesia menjadi lebih maju.
“Tanya apa yang dibutuhkan dari negara, yang dibutuhkan apakah perizinan, apakah dana, apakah keleluasaan pajak, semua yang menjadi kebutuhan diberikan,” ujar Anies dalam debat capres terakhir, Minggu (4/2/2024).
Namun, Anies menegaskan yang membangun pabrik ponsel ini tetap pihak swasta ataupun perusahaan plat merah negara, dan bukan pemerintah.
Menurutnya, peran pemerintah dalam hal ini hanya menyiapkan perizinan dan infrastruktur yang dibutuhkan, memberikan tenggat waktu, dan menunggu peresmiannya.
“Jadi fungsi kita saat membangun, bukan negara yang membangun tetapi diberikan pada BUMN atau swasta dan yang sudah bergerak disitu, siapkan infrastrukturnya, berikan tenggat waktunya, lalu eksekusi, tunggu peresmiannya,” ujar Anies.
Populix, lembaga riset pasar, melaporkan bahwa mayoritas masyarakat indonesia mengganti smartphone baru dalam kurun waktu kurang dari 3 tahun.Dua alasan utama yang mendasari keputusan seseorang untuk mengganti smartphone kurang dari 3 tahun. Hal ini lah yang mendorong perlunya pabrik smartphone di dalam negeri.
Sementara itu, Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menjanjikan internet yang lebih cepat demi pendidikan dan kebudayaan yang lebih baik di Indonesia.
“Ini (pendidikan) bisa berjalan dengan cepat jika digitalisasi kita lakukan, infrastruktur telekomunikasi-nya baik, kemudian tersebar, internetnya bisa cepat,” ujar Ganjar dalam debat capres terakhir, Minggu (4/2/2024).
Ganjar mengaku saat ini dengan keberadaan internet yang cepat, masyarakat Indonesia akan memiliki media yang baik untuk mengembangkan diri dan mendapatkan keterampilan yang berguna di dunia pekerjaan.
Lebih lanjut, dengan pendidikan yang baik, ujar Ganjar, hal ini juga akan membuat masyarakat memiliki pribadi yang baik dan tidak diskriminatif, terutama bagi perempuan dan penyandang disabilitas.
“Pembangunan ini harus berorientasi pada SDM atau manusia dengan budi pekerti yang baik, sopan, toleran, tidak atikan atikan dan adiguno, sehingga mereka menjadi manusia yang lengkap,” ujar Ganjar.
Adapun penetrasi internet di Indonesia pada awal 2024 sudah menyentuh angka 79,5%. Riset dari Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII) menemukan pada awal 2024 ini, sekitar 221 juta jiwa masyarakat Indonesia sudah terkoneksi internet. Adapun, pada 2023 jumlah masyarakat yang terkoneksi internet sebanyak 215 juta jiwa.
Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto akan bekerja sama dengan perusahaan asing untuk membuat teknologi yang dapat membantu orang dengan disabilitas untuk hidup layaknya orang normal.
“Sekarang juga bekerja sama dengan pihak-pihak luar untuk cari teknologi, untuk membantu kaum disabilitas antaralain untuk membantu mereka yang penglihatannya berkurang,” ujar Prabowo dalam debat capres terakhir, Minggu (4/2/2024).
Menurutnya, dengan adanya teknologi tersebut, mereka akan dapat lebih mudah untuk mendapat pekerjaan dan memiliki kehidupan yang lebih layak.
Namun memang, Prabowo mengatakan perlu ada keberpihakan yang lebih besar dari pemerintah terkait masalah ini.
Selain itu, Prabowo juga menyarankan pemerintah untuk lebih berkomitmen untuk merekrut masyarakat dengan disabilitas untuk pekerjaan yang dapat mereka lakukan di pemerintahan dan komunitas pertahanan.
Berdasarkan catatan Bisnis, International Labor Organization (ILO) mencatat sekitar 15 persen dari jumlah penduduk di dunia adalah penyandang disabilitas lebih dari satu miliar orang. Mereka terbilang kelompok minoritas terbesar di dunia.
Masalahnya, sekitar 82 persen dari penyandang disabilitas berada di negara-negara berkembang dan hidup di bawah garis kemiskinan dan kerap kali menghadapi keterbatasan akses atas kesehatan, pendidikan, pelatihan dan pekerjaan yang layak