Sejarah Lahirnya Friendster, Media Sosial Legendaris Tahun 2000-an

Restu Wahyuning Asih
Senin, 29 Januari 2024 | 11:21 WIB
Logo Friendster
Logo Friendster
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Friendster mengumumkan akan segera kembali menyapa para penggunanya pada waktu yang akan datang.

Media sosial legendaris ini dapat dibilang sebagai pelopor situs jejaring sosial yang digandrungi oleh masyarakat.

Friendster hadir pada tahun 2000-an, bahkan sebelum Facebook hadir dan berkembang pesat seperti sekarang ini.

Situs Friendster dapat diakses di https://friendster.com/. Pengguna dapat mendaftarkan diri melalui alamat email, sebelum peluncuran resminya.

Sejarah Friendster

Diketahui, Friendster dibuat oleh seorang programmer asal Kanada bernama Jonathan Abram pada Maret 2002. Pada mulanya, ia dan beberapa temannya menjalankan situs ini secara sembunyi-sembunyi awalnya.

Hingga dalam beberapa minggu, ratusan pengguna terhubung dengan Friendster. Satu tahun kemudian, Friendster pun mengalami peningkatan pengguna. Google dan VC mulai tertarik dengan Friendster hingga akhirnya menawari Jonathan untuk duduk di kursi CEO.

Namun tak lama, VC menggantikan posisi Jonathan dan memilih Tim Koogle yang dulu menjadi presiden dan CEO Yahoo.

Namun berkat Tim, Friendster menjadi media sosial paling digemari masyarakat dunia. Pada eranya, Friendster digunakan oleh setidaknya 10 juta pengguna.

Cara menggunakan Friendster pun terbilang mudah dan tidak ribet. Untuk berkomunikasi, pengguna bisa saling 'add'.

Friendster juga menawarkan berbagi informasi tentang hal-hal baru seputar acara terbaru, profil band musik, hingga hal-hal informatif sesuai dengan hobi.

Hal ini kemudian mulai diadopsi oleh Facebook, yang menjadi pesaing utama Friendster. Hingga akhirnya Friendster pun mengalami penurunan kualitas dan kalah saing.

Mark Zuckerberg yang datang dengan Facebook mulai memberikan fitur-fitur yang lebih menarik dari Friendster.

Tak hanya Facebook, Friendster juga digeser oleh kehadiran MySpace yang saat itu muncul era akun bot atau akun palsu.

Berbeda dengan Friendster, MySpace memperbolehkan penggunanya untuk menggunakan nama dan foto palsu. Bahkan pengguna di bawah 16 tahun boleh mengakses MySpace.

Perubahan dan fitur baru yang ada di Facebook dan MySpace sempat disadari oleh Jonathan dan mengusulkan agar Friendster melakukan hal yang sama. 

Sayangnya saat itu Friendster tidak melakukan perbaikan-perbaikan, tapi malah menambah fungsi baru yang menarik kemitraan iklan.

Akhirnya, perusahaan itu menjual kepemilikan saham mereka hingga diakuisisi oleh Facebook. Namun pada 2009, MOL Global, perusahaan asal Malaysia, mengakuisisi  Friendster dengan nominal sebesar US$40 juta. Mol Global mengubahnya menjadi social gaming.

Mengutip TechCrunch,MOL Global pada saat itu mengatakan bahwa Friendster akan diubah posisinya menjadi situs tujuan hiburan sosial di mana orang dapat mampir untuk bermain game dan menikmati musik. Hal itu akan memanfaatkan Facebook Connect.

Friendster pada 2011 kemudian meluncurkan kembali portal permainan sosial lainnya, dengan didukung oleh Facebook Connect. Pengguna pun dapat memainkan sejumlah permainan kasual (sekitar 20) dan mengundang kontak Facebook, Gmail, Hotmail, AOL atau Yahoo untuk bermain bersama.

Friendster juga menawarkan API untuk membantu pengembang menyebarkan game di jaringan.

Hingga akhirnya pada 2015 Friendster tutup total karena gagal mempertahankan keuntungan perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper