Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan perangkat lunak asal Jerman, SAP, mengumumkan program restrukturisasi senilai US$2,2 miliar atau Rp34,53 triliun (kurs: Rp15.697) untuk memperkuat pemanfaatan kecerdasan buatan atau AI.
Chief Executive Christian Klein mengatakan restrukturisasi memungkinkan SAP melanjutkan pengembangan inovasi-inovasi canggih sekaligus meningkatkan efisiensi bisnis. AI, lanjutnya, secara fundamental akan mengubah bisnis perusahaan.
“Program restrukturisasi ini akan diterapkan terutama melalui program cuti sukarela dan langkah-langkah peningkatan keterampilan internal,” kata Klein dikutip dari Reuters pada Rabu (24/1/2024).
Membuka tahun dengan restrukturisasi, Klein yakin SAP mampu keluar dari 2024 tanpa pengurangan karyawan, alias tidak berdampak terhadap tenaga kerja.
Bahkan, SAP berkomitmen untuk berinvestasi dengan nilai lebih US$1 miliar guna mendukung perusahaan rintisan atau startup teknologi berbasis AI melalui bisnis modal ventura perusahaan, Sapphire Ventures.
Pernyataan SAP terkait dengan kondisi ketenagakerjaan dan program restrukturisasi di atas terbilang sangat optimistis di tengah rentetan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan sejumlah perusahaan teknologi.
Sejumlah perusahaan teknologi, termasuk raksasa global seperti Google dan Microsoft, telah melakukan gelombang pemutusan hubungan kerja dalam beberapa bulan terakhir.
Alasannya, perusahaan-perusahaan itu berupaya untuk beralih fokus ke perangkat lunak AI dan otomatisasi guna meringankan beban kerja.
Di SAP, biaya restrukturisasi disebut akan tercermin pada paruh pertama 2024. Program ini diharapkan hanya memiliki dampak minor.
Sebaliknya, perusahaan optimistis restrukturisasi memberikan kontribusi sebesar 500 juta euro pada laba operasional pada 2025 karena peningkatan efisiensi.
Berdasarkan situs resmi perusahaan, SAP memiliki lebih dari 105.000 karyawan.