Lazada PHK Massal, Terdampak Ketatnya Persaingan E-Commerce?

Crysania Suhartanto
Kamis, 11 Januari 2024 | 14:25 WIB
Lazada
Lazada
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - E-commerce asal China, Lazada dikabarkan melakukan PHK pada 30% karyawannya di Asia Tenggara atau berdampak pada lebih dari 100 karyawan.

Berdasarkan analisa yang dilakukan lembaga riset Cube Asia, ada tiga motif kuat yang menyebabkan perusahaan berlogo biru ini melakukan efisiensi karyawan. Pertama, dinamika pasar yang kompetitif.

Menurut periset Cube Asia Peem Benjasiriwan, kehadiran Shopee untuk mencapai pertumbuhan dan masuknya pesaing baru TikTok Shop membuat Lazada sulit untuk mengepakan sayapnya.

Apalagi mengingat kedua perusahaan ini memiliki dana yang cukup besar, sehingga pertumbuhan bisnis menjadi makin mahal untuk Lazada.

Kemudian, yang kedua adalah profitabilitas. Di tengah persaingan bisnis yang makin ketat, perusahaan juga sudah didesak dengan strategi menuju profitabilitas. Mirisnya, pesaing barunya TikTok justru sudah hampir mendapatkan profit.

Lalu yang terakhir dan yang terpenting, Lazada juga sudah sulit mendapatkan dana dari induk perusahaan Alibaba.

Alhasil, Benjasiriwan mengatakan dalam waktu dekat mungkin akan ada pengurangan dalam segi voucher diskon ataupun gratis ongkos kirim (ongkir).

Diketahui, sebenarnya dari 2020 hingga 2021, perusahaan berlogo biru ini konsisten mengalami pertumbuhan bisnis. Di beberapa kuartal tertentu, pertumbuhan Lazada bahkan menembus angka 100%.

Namun, situasi pascapandemi Covid-19 membuat bisnis Lazada melemah dan bertambah parah pada kuartal II/2022.

Saat itu, Lazada mulai bergoyang karena upaya agresif rivalnya dari negara Singa Shopee dalam mengejar pertumbuhan bisnis. Alhasil, e-commerce ini mengalami pertumbuhan negatif pada kuartal III/2022.

Kendati demikian, Lazada masih bisa bertahan karena di tahun yang sama, mereka juga mendapatkan pendanaan dengan total US$1,6 miliar dari Alibaba, sang induk perusahaan.

Pada 2023, saat masa bakar uang Shopee sudah sempat melemah dan berfokus pada profitabilitas, Lazada pun sempat memulihkan pertumbuhannya. Namun, sayangnya tidak berlangsung lama.

Kehadiran TikTok Shop di Asia Tenggara membuat Shopee kembali memanas dan Lazada makin kembali terdampak. Apalagi kali ini saingannya merupakan teman sebangsanya sendiri.

Untuk menghadapi persaingan ini, Lazada juga kembali menerima investasi sebesar US$325,9 juta dari Alibaba pada April 2023.

Selain itu, Lazada pun sempat memikirkan beberapa opsi untuk menunjang bisnis perusahaan. Awalnya, mereka sempat berencana untuk memisahkan atau spin-off berbagai bisnis, seperti Cloud, unit grosir Freshippo, dan logistik Cainiao. Namun, rencana ini pun tidak terealisasi.

Adapun, situasi bisnis di Lazada mulai berubah saat Alibaba berganti kepemimpinan. Pada September 2023, secara mendadak CEO Alibaba, Daniel Zhang, mengundurkan diri. Kemudian, pendiri Alibaba Group Eddie Wu dan Joseph Thai langsung naik ke posisi kepala perusahaan.

Sejak itulah, banyak terjadi pergeseran dan pengurangan manajemen di seluruh Alibaba dan lini bisnisnya. Bahkan pada akhir Desember 2023, banyak pemimpin senior Lazada di Singapura dan Malaysia yang diberhentikan.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper