Bisnis.com, BANDUNG – Sebuah lubang raksasa berukuran 60 kali Bumi telah terbuka di atmosfer matahari.
Area gelap tersebut dikenal sebagai lubang koronal dan bisa ditemukan di area terluar permukaan Matahari yang dikenal sebagai korona.
Bagaimana lubang korona terbentuk di matahari?
Pada dasarnya, Matahari bagaikan magnet raksasa. Matahari terbuat dari sesuatu yang disebut plasma, yaitu gas yang sangat panas sehingga atom-atomnya terpecah menjadi ion-ion bermuatan positif dan elektron-elektron bermuatan negatif yang dapat bergerak secara terpisah satu sama lain.
Ketika partikel-partikel ini bergerak dengan sangat cepat, mereka menciptakan medan magnet yang saling terkait satu sama lain dan mengalir kembali ke Matahari.
Namun, lubang koronal merupakan area di bintang raksasa di mana medan magnet tidak kembali ke Matahari.
Sebaliknya, medan magnet di area ini mengalir keluar dari atmosfer Matahari dan masuk ke ruang angkasa, sehingga temperatur dan kerapatannya lebih rendah.
Meskipun tampak mengkhawatirkan, lubang korona tidak perlu dikhawatirkan dan tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
Para ahli percaya bahwa badai terbaru yang terlihat dapat menyebabkan badai geomagnetik, yang dapat menyebabkan pemadaman radio dan aurora, yang merupakan penampakan alami cahaya berwarna-warni di langit.
Namun, badai ini ternyata tidak sekuat yang diperkirakan oleh para ilmuwan.
Tidak diketahui secara pasti berapa lama lubang tersebut akan bertahan, tapi para ahli mengatakan bahwa lubang tersebut bisa bertahan lebih lama dari satu kali rotasi Matahari, yaitu 27 hari.
Daerah di mana lubang korona yang baru ditemukan itu berada diperkirakan akan segera berotasi menjauhi Bumi. (Kresensia Kinanti)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
.jpg?w=300&h=221)
