Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat menyarankan pemerintah secepatnya memberdayakan dan meningkatkan talenta kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), mengingat perkembangan teknologi AI yang sangat pesat.
Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi mengatakan jika pemerintah lambat bertindak, talenta AI Indonesia bisa diambil negara lain.
“Jangan sampai kemudian karena juga banyak negara-negara lain membutuhkan talenta AI, talenta AI Indonesia kemudian bekerja untuk negara lain, ini yang sangat disayangkan jika hal itu terjadi,” ujar Heru kepada Bisnis, Rabu (6/12/2023).
Heru menyarankan pemerintah untuk mulai mengumpulkan talenta AI yang ada di Indonesia menjadi sebuah kelompok.
Kemudian, lanjut Heru, kelompok tersebut kemudian diminta untuk mengerjakan sebuah proyek yang sekiranya bisa berdampak positif pada perkembangan teknologi kecerdasan buatan di Indonesia.
Lalu, Heru menyarankan agar pengetahuan para talenta AI juga dibagikan kepada masyarakat lainnya, agar talenta AI Indonesia menjadi semakin banyak.
“Jadi talenta AI yang sudah advanced, bisa memberikan edukasi literasi sehingga talenta AI Indonesia makin banyak lagi,” ujar Heru.
Lebih lanjut, Heru juga berharap perguruan tinggi turut mengambil andil dalam peningkatan talenta AI tersebut.Hal tersebut dilakukan dengan memberikan literasi digital terkait AI.
Heru menegaskan, jika Indonesia belum terlambat jika ingin menyusun strategi AI pada saat ini, terutama untuk menjadikan Indonesia bukan hanya sekadar pasar, melainkan juga produsen.
Sebagai informasi, Wakil Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong berencana untuk melipatgandakan talenta AI menjadi 15.000. Ambisi inipun juga merupakan bagian dari strategi AI nasionalnya.
Selain itu, Singapura juga akan bekerja untuk meningkatkan sumber daya komputasi kinerja tinggi yang tersedia dengan mengamankan akses, dengan kemitraan bersama pembuat chip dan penyedia layanan cloud.