Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan asal Amerika Serikat, Disney, Paramount, dan Apple menghentikan pemasangan iklan di media sosial X karena iklan yang kerap muncul di samping konten antisemitisme ataupun pro Nazi.
Selain itu, pemilik X Elon Musk juga menyatakan dukungannya pada teori konspirasi antisemit.
Diketahui, tindakan antisemitisme merupakan tindak prasangka ataupun kebencian kepada orang Yahudi. Tindak ini pun kembali mencuat sejak perang antara Israel dengan Gaza (Palestina) memanas.
“Seminggu terakhir ini, ada ratusan berita palsu di media yang mengklaim bahwa saya antisemit. Tidak ada yang jauh dari kebenaran. Saya hanya berharap yang terbaik bagi umat manusia dan masa depan yang sejahtera dan menyenangkan bagi semua.,” ujar Elon saat menanggapi komentar terkait antisemit, dikutip Senin (20/11/2023).
Dikutip dari NBC News, aksi yang dilakukan oleh Disney, Paramount, dan Apple inipun mengikuti tindakan IBM, NBCUniversal, dan sejumlah perusahaan besar yang telah lebih dulu melakukan tindakan serupa. Adapun beberapa perusahaan ini mendukung Israel dalam perang yang sedang terjadi.
Tindakan inipun juga mendapatkan kecaman dari Gedung Putih, tepatnya dari juru bicara presiden.
“Kami sangat mengutuk promosi kebencian antisemit dan rasis yang menjijikan ini, yang bertentangan dengan nilai-nilai inti kami sebagai orang Amerika,” ujar juru bicara Gedung Putih Andrew Bates atas tanggapan dari akun X Elon Musk.
Diketahui, jauh sebelum kejadian ini terjadi, media sosial X sudah mendapatkan perhatian dari dunia internasional atas konten kebencian antisemitisme yang merajalela di platformnya.
CEO X Linda Yaccarino pun sempat mengatakan X mendukung untuk menghentikan diskriminasi kepada semua orang.
“Dalam hal platform ini, X juga sangat jelas tentang upaya kami untuk memerangi antisemitisme dan diskriminasi. Tidak ada tempat untuk hal tersebut di manapun di dunia ini,” ujarnya di X, pada Kamis (16/11/2023).
Namun pada Jumat (17/11/2023), Elon Musk justru menulis postingan dukungannya pada konten antisemitisme yang membuat banyak perusahaan besar menghentikan kerja sama iklannya.
Padahal diketahui, X sedang berada dalam kesulitan keuangan. Pada April 2023, pendapatan iklan X turun hampir 50% dan beban utang platform ini pun semakin besar.
Elon Musk sendiri yang pernah mengatakan Twitter masih perlu melakukan tindakan-tindakan ekstra untuk mencapai arus kas yang positif. “Perlu mencapai arus kas positif sebelum kita memiliki kemewahan untuk hal lain,” ujar Elon.
Adapun dikutip dari AP, X tidak sendirian dalam menangani konten antiseemitisme sejak perang Israel dengan Palestina memanas.
Sebelumnya, TikTok juga sudah menghapus tagar #lettertoamerica setelah pengguna memposting video simpatik tentang surat Osama bin Laden yang membenarkan serangan teroris pada Amerika dan mengkritik dukungan pada Israel.