Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengaku telah bertemu dengan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi, meminta dukungan akses internet untuk 2.500 puskesmas blankspot. Budi meminta harga layanan yang terjangkau, tetapi sayangnya tak dapat terpenuhi.
Budi Gunadi mengatakan saat melakukan pembahasan dengan Menkominfo, dirinya meminta agar harga internet untuk puskesman diberi harga murah. Namun, hal tersebut tidak terjadi, sehingga Budi meminta bantuan ke pihak lain yaitu Elon Musk, pemilik satelit Starlink.
“Untuk kesehatan masyarakat, jangan di-charge Rp6 juta sebulan. Starlink nge-charge US$50 sebulan atau sekitar Rp750.000. Di Rwanda hanya Rp300.000 per bulan. ‘I need your help’,” kata Budi dalam acara Industri Summit 2023, Selasa (31/10/2023).
Budi menyebut biaya wajar konektivitas internet pusat-pusat kesehatan masyarakat di Indonesia adalah Rp500.000 dengan kapasitas 10 Mbps untuk 10.000 puskesmas serta 300.000 posyandu yang mempekerjakan 3 juta petugas berperangkat ponsel pintar.
Kemenkes sendiri, sambungnya, akan merevitalisasi serta mendigitalisasi seluruh puskesmas dan posyandu di Tanah Air. Targetnya, sebanyak 10.000 puskesmas dan 300.000 posyandu di Indonesia sudah terstandardisasi pada akhir tahun ini.
Bulan depan, Budi menargetkan skrining data timbangan bayi, gula darah, dan hipertensi sudah masuk ke dalam sistem.
Terkait dengan penyebaran data di lingkungan fasilitas kesehatan, Kemenkes disebut akan bekerja sama dengan aplikasi Whatsapp yang diharapkan dapat memberikan layanan perpesanan secara cuma-cuma.
Selain itu, pemerintah sudah melakukan pembicaraan dengan Google Map yang bertujuan menyediakan petunjuk lokasi terkait dengan layanan kesehatan.
“Jadi, Google Map tidak hanya memperlihatkan restoran atau hotel, tetapi juga pemeriksaan hipertensi di mana? Darah tinggi di mana? Sehingga demikian intervensi pemerintah lebih bagus,” katanya.
Dari segi bisnis, Budi mengatakan upaya ini berpeluang profit karena ada potensi lalu lintas data yang sangat besar mengingat banyaknnya jumlah fasilitas kesehatan (faskes) di Indonesia.
Hanya saja, tidak sedikit faskes yang belum mendapatkan layanan internet secara optimal. Sebagai contoh, dari 10.000 puskesmas, terdapat 2.500 unit yang masih bermasalah dari sisi konektivitas internet.