TikTok Shop Dilarang, Lazada Akui Ketiban Untung

Crysania Suhartanto
Sabtu, 28 Oktober 2023 | 09:59 WIB
Kategori Fashion memang selalu menjadi yang paling banyak dicari di Lazada. /Lazada
Kategori Fashion memang selalu menjadi yang paling banyak dicari di Lazada. /Lazada
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -  Platform e-commerce asal Singapura, Lazada mengaku penutupan TikTok Shop menguntungkan perusahaannya.

VP Category Management Lazada Indonesia, Canggih Satriatama mengatakan penutupan platform tersebut dikarenakan kurang keberpihakan TikTok pada UMKM. 

Sementara di Lazada sebaliknya, justru banyak muatan lokal yang ditemukan di platformnya.

“Naik (interaksi Lazada), karena isu yang kemarin juga menguntungkan buat kami. Menguntungkan karena rasa percaya lokalnya sudah ada dan orang makin lihat kalau Lazada banyak muatan lokalnya,” ujar Canggih saat ditemui wartawan, dikutip Sabtu  (28/9/2023).

Berdasarkan catatan Bisnis, para penjual dan affiliate sudah mulai beradaptasi dan mengubah metode penjualan.

Berdasarkan pantauan Bisnis, beberapa penjual yang masih melakukan live streaming kini meminta pelanggannya untuk membeli di platform e-commerce lain. Adapun platform yang kerap menjadi rujukan adalah Shopee, Lazada, dan WhatsApp.

Canggih mengungkapkan nilai transaksi selama tiga minggu terakhir juga mengalami kenaikan. Namun, memang Canggih belum dapat memastikan jika kenaikan penjualan tersebut disebabkan oleh penutupan TikTok Shop.

Menurutnya, beberapa minggu terakhir Lazada juga tengah mengadakan banyak program-program baru.

“Jadi kita belum tahu apakah ini karena program kita kita yang bagus atau penutupan TikTok, tapi kita lebih percaya diri ini karena program kita,” ujar Canggih.

Selain itu, Canggih mengungkapkan kurva penjualan Lazada juga selalu naik dari waktu ke waktu.

Lebih lanjut, Canggih juga mengatakan kompetisi antar e-commerce saat ini memang mempengaruhi pemasukan perusahaan. 

Menurutnya, keberadaan kompetisi bukan berarti perusahaan akan menyerah karena tergerus.

“Bukan berarti perusahaan menyerah begitu saja dengan kompetisi, tetapi tinggal bagaimana perusahaan merespons (kompetisi),” ujar Canggih.

Sebagai informasi, sebelumnya dikabarkan TikTok dan Youtube sedang mempertimbangkan pengajuan izin e-commerce di Indonesia. Tindakan TikTok inipun menyusul Grup Meta yang sebelumnya telah lebih dahulu mengajukan izin.

Namun, Kementerian Perdagangan (Kemendag) masih belum menerima pengajuan perizinan e-commerce dari TikTok ataupun Youtube. 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper