Cara Cerdik Seller Berjualan di TikTok di Tengah Pelarangan TikTok Shop

Crysania Suhartanto
Kamis, 19 Oktober 2023 | 20:06 WIB
Produk TikTok Shop yang paling laris dalam sepekan terakhir September/tangkapan layar/Novita Sari Simamora
Produk TikTok Shop yang paling laris dalam sepekan terakhir September/tangkapan layar/Novita Sari Simamora
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Para penjual (seller) dan affiliate TikTok Shop disebut sudah mulai beradaptasi setelak TikTok Shop ditutup belasan hari. Mereka mengubah metode penjualan dengan cara yang cerdik. 

Partner GroupM Indonesia Rina Simon mengatakan beberapa penjual di TikTok Shop saat ini sudah beralih ke platform e-commerce lain. Namun, mereka tetap melakukan promosi lewat TikTok.  

GroupM Indonesia sendiri merupakan perusahaan investasi media iklan, yang telah beroperasi di 81 negara. GroupM menaruh perhatian kepada para seller berjualan usai TikTok Shop dilarang.

“Beberapa (penjual) di antaranya sudah dimigrasikan ke pasar elektronik yang lain. Namun, adapula yang dengan cerdik terus melakukan penjualan langsung,” ujar Rina pada paparannya di Tech in Asia Conference, Kamis (19/10/2023).

Rina menjelaskan, para penjual yang masih melakukan siaran langsung biasanya dengan cerdik tetap menaruh pranala penjualan, tetapi tidak memberitahukan barang tersebut dijual di e-commerce mana.

Selain itu, para penjual yang masih bertahan di TikTok juga cenderung mengubah cara memasarkan barang dagangan.

“Mereka tidak lagi berbicara tentang TikTok Shop atau voucher yang akan tersedia 15 menit lagi,” ujar Rina. 

Rina mengaku saat ini para penjual lebih berfokus pada konten hiburan ataupun percakapan dua arah antara pedagang dengan penonton. Selain itu, Rina mengatakan penjual jadi lebih sering melakukan demonstrasi produk. 

Di sisi lain, Rina  menyarankan para pedagang yang sudah berpindah ke e-commerce lain tetap aktif di TikTok. Hal ini dikarenakan Rina masih optimistis terhadap kembalinya TikTok sebagai e-commerce. Apalagi mengingat pasar TikTok yang begitu besar di Indonesia. 

Sebagai informasi, Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies Nailul Huda mengatakan potensi kehadiran e-commerce TikTok ini merupakan langkah yang tepat jika platform sosial media tidak ingin kehilangan potensi pasarnya yang besar. 

Menurut studi TikTok dan Boston Consulting Group (BCG), pada kalanya TikTok Shop diprediksi dapat menghasilkan peluang pasar senilai US$1 triliun atau sekitar Rp15.713 triliun di Asia Pasifik pada 2025 (asumsi kurs Rp15.713/US$).

Selain itu, menurut survei dari Oosga, TikTok menempati posisi keempat sebagai platform yang paling banyak digunakan di Indonesia. Laju peningkatan pengguna TikTok juga jauh lebih cepat daripada platform lainnya. 

“Sangat rugi kalau TikTok tidak memanfaatkan ekosistem yang sudah dibentuk,” ujar Huda kepada Bisnis, Senin (16/10/2023).

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper