Bukan Salah TikTok Shop, Omzet Pedagang Tanah Abang sudah Turun Sejak 2015

Leo Dwi Jatmiko
Selasa, 17 Oktober 2023 | 14:49 WIB
Ketua Ifsoc dan Mantan Menkominfo periode 2014-2019 Rudiantara/tangkapan layar YouTube
Ketua Ifsoc dan Mantan Menkominfo periode 2014-2019 Rudiantara/tangkapan layar YouTube
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) periode 2014-2019 Rudiantara mengungkapkan bahwa penurunan penjualan di Tanah Abang sudah terjadi sejak 2015. TikTok Shop bukan penyebab penurunan tersebut. 

Penurunan terjadi seiring dengan perubahan perilaku masyarakat dalam berbelanja dari luring menjadi daring. Perubahan perilaku tidak hanya terjadi pada pembeli dalam negeri, juga pembeli luar negeri yang datang ke Tanah Abang. 

Rudiantara mengatakan saat penurunan terjadi pemerintah, PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) dan ekosistem digital lainnya melakukan antisipasi dengan membuat aplikasi yang membantu para pedagang untuk berjualan lewat online. 

Alhasil, sejumlah pembeli di Tanah Abang yang berasal dari luar negeri seperti Afrika, dapat berbelanja lewat daring atau melalui aplikasi.

Rudiantara  juga menilai penurunan penjualan pedagang di Tanah Abang, bukan salah TikTok Shop. Alasannya, banyak juga UMKM yang terbantu di platform TikTok Shop.

“Permasalahan TikTok, menurut saya, bukan masalah UMKM. Memang UMKM ada yang terganggu dengan TikTok Shop, tetapi jangan lupa ada juga yang mendapatkan manfaat,” kata Rudiantara dalam acara Digital Transformation Forum for Public Sector, Selasa (17/10/2023). 

Sekadar informasi, TikTok telah menutup TikTok Shop pada Rabu, 4 Oktober 2023 pukul 17.00 WIB. Keputusan TikTok menutup TikTok Shop ini sebagai bentuk ketaatan media sosial tersebut terhadap aturan yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia.

Peraturan tersebut muncul saat ramai pemberitaan mengenai pedagang Tanah Abang yang mengeluh dengan kehadiran TikTok Shop.

Rudiantara juga berpendapat bahwa masyarakat menengah ke bawah diuntungkan dengan adanya TikTok Shop. Hal tersebut terlihat dari orang yang bertransaksi. 

Mereka yang bertransaksi di TikTok, menurutnya, adalah orang yang berlangganan operator seluler dengan belanja pulsa per bulan (average revenue per user/ARPU) Rp20.000-Rp30.000. Artinya, masyarakat tersebut tergolong masyarakat menengah ke bawah.  

“Saya tidak mengatakan TikTok Shop harus dibuka. Karena level playing field harus diberikan. Tetapi lebih memberikan akses kepada mereka yang Arpu-nya Rp20.000, bagaimana kita menjaga mereka. Kebijakan ini yang saya usulkan,” kata Rudiantara. 

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper