Bisnis.com, SOLO - CEO Tesla dan Twitter, Elon Musk, pernah memberikan pendapatnya tentang keberadaan media sosial TikTok.
Orang terkaya di dunia tersebut mengatakan bahwa keberadaan TikTok bisa merusak peradaban. Prediksi tersebut disampaikan Musk melalui Twitter pada Juni 2022 lalu.
“Apakah TikTok menghancurkan peradaban? Beberapa orang berpikir demikian. Atau mungkin media sosial secara umum," cuit Elon Musk.
Baca Juga Janji TikTok untuk UMKM Indonesia |
---|
Bukan tanpa alasan, Elon Musk mengatakan bahwa media sosial telah memunculkan tren yang membuat penggunanya menjadi FOMO.
Alih-alih tren yang berkualitas, Musk seolah ingin mengatakan jika kebanyakan konten TikTok menimbulkan tren kebodohan. Inilah yang dikhawatirkan Musk tentang menurunnya kualitas peradaban manusia pada masa yang akan datang.
Di sisi lain, TikTok memang menimbulkan bermacam pro dan kontra di seluruh dunia. Terbaru, Indonesia telah meminta TikTok untuk memisahkan media sosial dengan platform jual beli mereka.
Sebab menggabungkan keduanya disebut sebagai monopoli pasar. Sebelum Indonesia, beberapa negara di dunia juga sempat bermasalah dengan TikTok.
Bukan hanya diminta memisahkan fitur, namun TikTok benar-benar dilarang di beberapa negara dunia. Alasannya hampir sama yakni masalah keamanan siber.
Biro Investigasi Federal (FBI) maupun Komisi Komunikasi Federal telah memperingatkan bahwa ByteDance dapat membagikan data pengguna TikTok kepada pemerintah otoriter China.
Berikut adalah daftar negara yang melarang TikTok:
1. Afghanistan
2. Australia
3. Belgia
4. Kanada
5. Denmark
6. India
7. Uni Eropa
8. Austria
9. Belanda
10. Estonia
11. Prancis
12. Selandia Baru
13. Norwegia
14. Somalia
15. Taiwan
16. Inggris
17. Amerika Serikat